4 Warga Jeneponto Meninggal Dunia Diserang Penyakit Aneh
Infoasatu.com, Makassar – Warga Dusun Garonggong, Desa Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, di serang penyakit aneh.
“Sampai sekarang kita tidak tahu penyakit apa yang menyerang warga di kampung ini karena saat itu kebanyakan masyarakat disini langsung sakit,” kata warga Dusun Garonggong, Rais, Kamis (2/5/2019).
Empat warga dilaporkan meninggal dunia, sementara 50 lainnya terjangkit penyakit yang sama. Hal itu membuat warga berinisiatif untuk diruqyah, karena masih banyak warga yang menganggap penyakit ini gangguan jin.
Dipandu oleh Ustadz Israil dan dibantu lima orang anggotanya, 350 orang warga diruqyah massal. Seorang warga bernama Erna (25) mengalami kesurupan.
“Masyarakat diserang berupa gejala penyakit dengan mual, mengigau lalu kemudian ada yang tidak sadarkan diri,” kata Plt Kadis Kesehatan Jeneponto, Syafruddin Nurdin.
“Seminggu yang lalu itu kita sudah dapat laporannya. Setelah kita dapat laporan lebih dari tujuh jam setelah kita dengar kasus ini tim gerak cepat, turun mengambil alih semua,” jelasnya.
Syafruddin mengungkapkan penyakit ini merupakan penyakit langka di Jeneponto.
“Kemungkinannya ini sebagai sebuah penyakit yang kita anggap langka di Jeneponto,” ungkapnya.
“Kita sudah kordinasikan dengan provinsi dan pusat tim provinsi sudah turun bersama kita dan melakukan pemeriksaan karena ini kita anggap sebagai demam berdarah diperiksa ternyata bukan demam berdarah. dianggap sebagai tipes diperiksa ternyata juga bukan bukan tipes, dianggap malaria kita periksa juga bukan malaria,” sambungnya.
Dicurigai, warga terserang penyakit Chikunginya atau Zika. Namun, setelah melalui penelitian di laboratorium Surabaya, hasilnya juga negatif.
Kini, satu per satu warga Desa Tuju mulai meninggalkan kampung halamannya. Alasannya, karena takut terjangkit dan meninggal seperti warga lainnya.
“Gara-gara takut terjangkit penyakit, sudah banyak warga meninggalkan kampung dan pilih mengungsi diluar desa Tuju,” kata Kepala Desa Tuju, Indrawati Naim.
“Jumlahnya kami belum tahu, tapi alasan mereka meninggalkan kampung karena takut terjangkit penyakit aneh di Jeneponto,” jelasnya.