Makassar

JaDI Sulsel, diskusi Media Tema Politik

Infoasatu.com, Makassar – Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Sulsel, Netfid Sulsel dan Komunitas Sara’ba JaDI menggelar diskusi dengan kalangan anak muda dan insan muda penggiat pers. Kegiatan bertema Media dan Politik digelar di kantor JaDI Sulsel, Sabtu (16/11/2019).

Tema ini menjadi bahan diskusi, menurut Ana Rusli, ketua Presidium JaDI Sulsel ,dikarenakan peran media mainstream maupun media sosial mempengaruhi pilihan politik. Berdasarkan data Lembaga Ilmu Pegetahuan Indonesia (LIPI), menurut Ana, 60,6 %^ Media Sosial memberi berpengaruh untuk pilihan politik generasi muda

“ Media sosial menjadi alternatif pilihan ketika ada ketidak percayaan pada media maestream. Tetapi Medsos juga bisa memberikan dampak buruk ketika kita tidak bijak mengelolahnya,’ Kata Ana ,

Diskusi menghadirkan narasumber Gunawan Mashar, anggota KPU Sulsel dan Eko Rusdianto, jurnalis Mongabay dan Vice Indonesia.

Menurut Eko, berita politik yang disajihkan media cenderung kering dan monoton, keuntungan pribadi seputaran partai politik dan golongan, penyelenggaraan pemilu atau pilkada juga soal eksekutif maupun legislatif.

“Yang ada desas-desus, intrik, release dikerjakan oleh konsultan politik. Menurut saya itu bukan karya jurnalistik. Narasinya itu-itu saja dan jarang ada verifikasi , “ kata Eko mengantar proses diskusi.

Era kecepatan informasi, semua orang bisa melaporkan kejadian. Media digunakan media sosial facebook, twiter, isntagram bahkan share di WhatsApp.

“ Kita bisa melaporkan tetapi sifatnya informasi. Karena WhatsApp, bagi saya itu bukan karya jurnalistik” Kata Eko.

Eko menjelaskan bahwa masih banyak fenomena sosial bisa diulas dengan cara naratif dengan sudut pandang politik . Misalnya tulisan Eko soal Memori anak-anak curian dari Timor Leste

“ Bagi saya itu soal politik, bagaimana Indonesia menginvasi Timor Leste dan anak-anak jadi korban. Hingga kini mereka tidak tahu keberadaan dan kampungnya, “ tambah lulusan Yayasan Pantau.

Baca Juga :  Langgar Jam Operasional, Satgas Raika Wajo Sita Puluhan Kursi Rumah Makan-Warkop

Dia mengingatkan generasi muda untuk lebih peka menulis mengangkat tema-tema keberpihakan pada masyarakat seperti soal perempuan, pendidikan, kebebasan berkeyakinan, buruh, hak petani dan lainya.

Gunawan Mashar menjelaskan, di ere milenial, anak muda bisa menulis dengan gaya apapun. Beda dengan lalu framenya penulis jelas ada standarnya.Revolusi industri berjalan dengan cepat sehingga informasi cepat dan sulit ditelaah.Berita hoax dan buzzer politik jika tidak mampu ditangkal atau share tanpa filter akan berbahaya bagi siapapun karena jeratan UU ITE.

“ Jika anda suka menulis politik, di medsos anda teguhkan niatnya. Tuangkan ide-dide dan tidak perlu jadi kolumnis atau wartawan dulu. Di media sosial bisa jadi apa saja. Tipikal pengamat, inteletualis, jenaka, informatif, buzzer. Kalau mau jadi buzzer, tetap jadi buzzer yang pintar dan tidak alergi dengan kekinian. “ Kata Gun.

Facebook Comments