Kampanye di Mariso, Danny Pomanto Akan Hilangkan Insentif Tahunan
Infoasatu.com, Makassar – Calon Wali Kota Makassar nomor urut 1 Mohammad Ramdhan Pomanto atau Danny Pomanto mengaku akan menghilangkan insentif tahunan atau penghasilan tambahan.
Bagi guru honor, pemandi jenasah, guru sekolah minggu, guru mengaji, imam rawatib, dan kader posyandu.
“Diganti dengan insentif bulanan,” kata Danny di Jalan Baji Dakka 3, Kecamatan Mariso, Kamis (15/10/2020)
Danny mengaku, dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp 2 triliun saat dia menjadi Wali Kota. Seharusnya tidak ada lagi masalah insentif untuk relawan yang ikut bekerja membangun Kota Makassar.
“Kita hapus insentif tahunan. Jadi bulanan. Biar kecil yang penting rutin. Bisa bayar cicilan,” ungkap Danny.
Menurut Danny, permasalahan kota bermula dari dalam lorong. Jika semua lorong bisa ditangani dengan baik, semua masalah di perkotaan selesai dengan sendirinya.
Tidak ada lagi tawuran, perkelahian, narkoba, dan aksi kejahatan lainnya.
“Mari kita sama-sama berdayakan anak lorong. Bawa uang ke lorong. Bukan sebaliknya anak lorong pergi mengemis di jalan-jalan,” ungkap Danny.
Danny mengatakan, selama menjabat, banyak sekali program pembinaan lorong yang jika konsisten dilakukan. Bisa membawa kemakmuran bagi masyarakat.
Ada program lorong sehat, lorong garden, golorong, dan masih banyak lagi. Semuanya berbasis di lorong.
“Bahkan program pengolahan sampah dari lorong, bisa mendatangkan rupiah bagi warga. Makanya ada program sampah tukar beras,” ungkap Danny.
“Mari kembalikan kejayaan lorong. Di tengah pandemi seperti sekarang ini, masyarakat tidak butuh janji. Tapi program yang terukur dan bisa diwujudkan. Tidak piti kana-kanai,” tambah Danny.
Wahyuniarty Ketua RT di Kecamatan Mariso sangat berharap Danny Pomanto terpilih menjadi Wali Kota Makassar.
Agar bisa kembali memberdayakan kelompok perempuan di dalam lorong.
Pandemi saat ini sangat dirasakan kelompok perempuan di Kota Makassar. Harus beli pulsa data untuk anak sekolah. Listrik mahal. Tagihan air melonjak.
“Semua naik, sementara pemasukan tidak ada,” kata Wahyuniarty.
Wahyuniarty setuju dengan program pembangunan lorong. Ketimbang pembangunan gedung tinggi yang sering kali menggusur masyarakat kecil.
“Kalau pemimpin konsisten bangun lorong, masyarakat miskin di Makassar akan sangat terbantu,” katanya. (**)