Peristiwa

Tanah Longsor Terjadi di Kawasan Tambang Muara Enim, 11 Penambang Tewas Tertimbun

Infoasatu.com, Jakarta – Insiden tanah longsor terjadi di kawasan tambang tradisional Muara Enim. Akibatnya, 11 penambang tertimbun longsor hingga akhirnya tewas.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel menjelaskan kronologi insiden maut tersebut. Tanah longsor itu terjadi di Tanjung Agung, Muara Enim, pada Rabu (21/10) pukul 14.00 WIB. Saat itu, kondisi di lokasi baru selesai turun hujan.

Tidak lama setelah hujan reda, 11 pekerja tambang masuk ke lubang kedalaman 20-30 meter. Tanpa peralatan yang memadai, penambang memulai pencarian batu bara.

“Sebelas penambang ini semua masuk sampai ke kedalaman 20-30 meter. Semua tanpa perlengkapan yang cukup, nggak standar,” terang Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori, Kamis (22/10/2020).

Setelah masuk ke area tambang, pekerja kemudian memulai aktivitas seperti biasa. Namun diduga tanah yang basah dan labil mendadak bergerak dan terjadilah longsor.

“Kondisi baru selesai hujan. Mungkin tanah labil bergerak dan longsor. Seluruh pekerja tertimbun di terowongan dan tak bisa menyelamatkan diri,” jelas Ansori.

Tiga jam setelah tertimbun tanah longsor, 11 pekerja akhirnya dapat dievakuasi dengan alat berat. Namun tidak ada satu pekerja pun yang selamat.

“Semua meninggal dunia. Jadi keterangan saksi-saksi memang 11 orang ini semua masuk ke terowongan tambang. Jadi tidak saat kejadian mereka sedang beraktivitas,” kata Ansori.

Pada pukul 17.00 WIB, para penambang tewas bisa dievakuasi. Seluruhnya kini sudah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.

Ansori menyebut aktivitas tambang ilegal batu bara di Muara Enim memang marak terjadi. Ia menyebut kondisi hujan membuat tanah labil dan berbahaya bagi pekerja tambang ilegal.

“Banyak di sana tambang ilegal. Ini saja kejadian kemarin sebenarnya pukul 14.00 WIB, sampai sekitar pukul 17.00 WIB baru bisa dievakuasi pakai alat berat,” tutupnya.

Baca Juga :  Si Jago Merah Hanguskan 30 Rumah Warga di Jatinegara

Berikut identitas para korban:
1. Darwis (46), warga Tanjung Lalang
2. Hardiyawan, warga Tanjung Lalang
3. Rukasih, warga Tanjung Lalang
4. Sandra (25) warga Mulyadadi, Cipari
5. Joko (26), warga Penyandingan
6. Purwadi (60), waega Penyandingan
7. Sulfiawan (30), warga Tanjung Lalang
8. Sumarlin (35) warga OKU Selatan
9. Hupron, warga Lampung
10. Komardani (48), waega Sukaraja
11. Labisun (40), warga Lampung Utara

Facebook Comments