Pihak RS Massenrempulu Enrekang Diduga Lakukan Pelanggaran Pemalsuan Administrasi
Infoasatu.com, Makassar – Rumah sakit menjadi pondasi utama dalam menangani pasien. Penyedia pelayanan yang ramah dan selalu mengedepankan keselamatan serta kepercayaan dalam menangani tindakan.
Namun, tak disangka yang terjadi di RS Massenrempulu Enrekang. Selama ini sudah banyak kabar burung bahwa pelayanan di RS tersebut kurang baik, sehingga banyak warga Enrekang lebih banyak keluar daerah untuk melakukan pemeriksaan, seperti ke RS sekitar Toraja dan Pinrang.
Hal itu ternyata terbukti bahwa pelayanan di RS Massenrempulu memang tidak layak, itu terlihat setelah ada keluarga pasien yang mengeluh terkait pelayanan RS tersebut. Menurut keluarga korban, adanya indikasi pemalsuan tanda tangan yang dilakukan pihak RS.
“Ini bukan nomorku, bukan juga tanda tanganku, kenapa ada surat seperti ini?padahal tidak pernah tanda tangani pernyataan seperti ini kalau covid-19 almarhum.” Curhat Ayu, anak dari pasien yang di covid-19 kan.
“Jelas-jelas ini dipalsukan semua, karena tidak ada himbauan prokes saat pemakaman.” Tegas Ayu.
Keluhan masyarakat terkait pelayanan di RS tersebut ternyata bukan hanya sekedar kabar burung tapi kabar buruk. Saat ketemu dengan kepala dinas kesehatan, mengkonfirmasi hal tersebut, tidak ada tanggapan jelas.
“Saya bersama teman-teman FOKUS Enrekang sudah konfirmasi ke dinas kesehatan terkait kasus pemalsuan tanda tangan tersebut tapi kepala dinas kesehatan mengatakan bahwa dia masih mencari tahu apakah memang benar ada masalah seperti itu di RS Massenrempulu .” Kata Arbi anggota FOKUS Enrekang saat menemui Kepala Dinkes Enrekang bersama Ayu si korban.
“Sangat jelas Beliau mengatakan jika tdak mengetahui soal tanda tangan itu. Dan berjanji akan Mengutus Anggotanya untuk mempertanyakan hal itu ke Pihak Rumah sakit.” Tutur Arbi
“Saya curiga ini permainan karena dalam penanganan covid-19 yang seperti ini, itu jelas ada anggarannya, ditambah jika terbukti ada pemalsuan tanda tangan, dan itu menyalahi kode etik ASN dalam pengurusan administrasi. Semoga ini bisa membuktikan kejanggalan-kejanggalan terkait penanganan covid-19 dan kepala dinkes enrekang harus bertanggung jawab karena mereka yang membawahi RS Massenrempulu ” Ujar Romi salah satu anggota FOKUS Enrekang lainnya sambil tersenyum jengkel.
Di tempat lain, saat dikonfirmasi disela-sela kesibukannya, Rahmawaty Karim yang akrab dipanggil ibu Rahma salah satu pendiri Komunitas Massikola yang tergabung juga dalam FOKUS Enrekang menegaskan bahwa kasus ini masih mencari tahu kebenaran kasus ini.
“Kami bersama teman-teman fokus masih mendalami kasus ini, kami sementara mengumpulkan bukti-bukti. Saat kami mencari tahu kebenaran kasus ini pada pihak-pihak terkait semuanya memberikan informasi yang tidak jelas, baik dari Rs Massenrempulu maupun dari Dinas Kesehatan Enrekang.” kata Rahma.