Dua Bulan Lagi, Revitalisasi Wilayah Kumuh Tallo Dimulai
Infoasatu.com,Makassar–Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menjadwalkan revitalisasi wilayah kumuh Kecamatan Tallo dimulai paling lambat dua bulan ke depan.
Kepala Bappeda Pemkot Makassar Syahrir Sappaile, mengatakan, pihak PU Makassar sudah mendesain gambar rencana penataan wilayah kumuh dan sungai Tallo menjadi icon wisata baru kota Makassar itu.
“Dananya barasal dari ADB (Asian Development Bank) Rp 45 Milyar dan akan dikerjakan oleh ADB sendiri bekerjasama dengan Pemkot. Lokasi sudah disurvei,” kata Syahrir Sappaile kepada Tribun, Rabu (14/8).
Terkait lahan, menurut Syahrir, Pemkot tidak ada kendala. Pemkot hanya melakukan pendekatan kepada masyarakat setempat. Apalagi, lanjut Syahrir warga mengidamkan hal tersebut.
“Soal lahan sudah siap, Pemkot tinggal pendekatan kepada warga, tidak rumit karena sebagian besar lahan kumuh Tallo itu adalah milik pemerintah,” Syahrir menambahkan.
Syahrir, lebih lanjut, mengatakan, revitalisasi wilayah kumuh Kecamatan Tallo akan dilakukan sedimikian rupa, khas nan indah demi mendatangkan wisatawan dan membangun masyarakat setempat.
“Sesuai survei Pemkot dan ADB, desain dari dinas PU, apalagi ada sungai Tallo, insya Allah, wilayah ini akan menjadi lokasi wisata baru Makassar,” ujar Syahrir.
Rencana revitalisasi Tallo didukung Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya. Program penataan permukiman kumuh perkotaan ini bernama NUSSP (Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project), Makassar masuk tahap II, -2014 hingga 2017.
Dana program ini sudah disepakati Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin pertengahan bulan lalu. Anggaran Rp 45 Miliar dipinjaman dari Asian Development Bank (ADB).
Lapangan Kerja
Menurut Ilham, kecamatan Tallo memiliki kawasan kumuh cukup luas dan Pemkot ingin menjadikan kecamatan Tallo sebagai salah satu daerah pariwisata.
“Diharapkan setelah adanya penataan pemukiman kumuh, dan peningkatan infrastruktur di Kecamatan Tallo sebagai salah satu sumber sejarah Kota Makassar,
selain mensejahterahkan warga juga dapat menjadi salah satu objek wisata, misalnya makam raja-raja Tallo, yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya,” kata Ilham.
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Nieke Nindyaputra, mengatakan, program NUSSP dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintahan kabupaten/kota dan masyarakat yang berdaya, serta mampu menciptakan lingkungan perumahan dan permukiman yang sehat, layak dan produktif secara mandiri dan berkelanjutan.
“Kerjasama ini diberikan kepada Kota yang memiliki keseriusan dalam penangangan kawasan kumuh, seperti halnya Makassar,” katanya di ruang kerja Ilham beberapa hari lalu.