Perumda Air Minum

Dampak El Nino di Sulsel: 2.200 Warga Kena ISPA-Krisis Air Bersih

Infoasatu.com,Makassar--Sejumlah daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel) terdampak kekeringan imbas fenomena El Nino. Kondisi ini menyebabkan warga mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), kekurangan air bersih hingga terancam gagal panen.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palopo melaporkan 2.200 warga terkena ISPA akibat fenomena El Nino. Sementara Pemkot Makassar menetapkan status tanggap darurat kekeringan karena kemarau panjang yang membuat warga kesulitan air bersih.

Sementara di Kabupaten Sidrap sebanyak 2.000 hektare sawah terancam gagal panen akibat kekeringan. Kemudian di Kabupaten Pinrang sebanyak 3.728 hektare sawah mengalami kekeringan, 210 hektare di antaranya terancam gagal panen.

Menyikapi fenomena El Nino tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin berencana melakukan rekayasa cuaca. Program ini diharapkan dapat menjadi solusi mengatasi dampak kekeringan di Sulsel.

Dirangkum detikSulsel, Sabtu (9/9/2023), berikut dampak El Nino di Sulsel:

2.200 Warga di Palopo Kena ISPA
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palopo Irsan Nugraha mengungkap 2.200 warga mengalami ISPA selama musim kemarau 2023. Pada periode Juli sebanyak 1.942 orang terkena ISPA, kemudian naik di Agustus menjadi 2.000 orang dan periode September tembus 2.200 orang.

“Dari data kami (Dinkes) sebanyak 2.200 warga Palopo yang sudah menderita ISPA, itu selama musim kemarau ini,” ujar Irsan kepada .

“Memang, warga Palopo yang mengalami ISPA ini terus meningkat selama musim kemarau. Kondisi iklim yang panas atau El Nino yang melanda beberapa daerah termasuk Palopo membuat virus sangat gampang menyerang saluran pernapasan, apalagi kalau aktivitasnya di luar ruangan,” ungkapnya.

Irsan menambahkan selain ISPA, kasus diare selama fenomena El Nino ini juga mengalami peningkatan. Sebanyak 245 warga Kota Palopo tercatat mengalami diare.

Baca Juga :  Refleksi Akhir Tahun 2022 Pemkot Makassar, survey CRC : Masyarakat Puaski Kinerja Walikota Makassar

“Pada bulan Juli kasus diare terdapat 187 kasus dan pada bulan Agustus 2023 ini bertambah menjadi 245 kasus atau mengalami penambahan sebanyak 58 kasus, ini selama masuk kemarau yah,” ucap Irsan.

“Efek kemarau panjang air baku kami sudah berkurang,” ujar Direktur Utama PDAM Makassar Beni Iskandar saat dikonfirmasi detikSulsel, Selasa (29/8).

Menurut Beni, kondisi ini sudah menjadi kendala PDAM Makassar setiap tahunnya. Namun dia mengaku pihaknya sudah membuat program jangka panjang untuk mengatasi persoalan ini.

“Program jangka panjang tentu sudah kami implementasikan dengan menurunkan pompa suplai ke sungai Moncongloe dan membangun SPAM baru khusus untuk timur kota Makassar,” ujarnya.

Namun Beni tak menjelaskan lebih jauh soal program tersebut. Dia juga tak menyebutkan sampai kapan kondisi kekurangan air baku ini terjadi. Saat ini, kata dia, pihaknya hanya bisa memberikan suplai air menggunakan mobil tangki.

“Kami suplai dengan mobil tangki,” ucapnya.

Facebook Comments