Pemerintahan

Wali Kota Makassar Bahas Keadilan Ekologis di Konsolidasi Lingkungan Hidup Bersama Walhi

Infoasatu.com, Makassar – Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto meminta semua kalangan agar  secara bersama-sama membangun komitmen dalam mengawal masalah lingkungan hidup. Hal ini ia sampaikan saat menjadi pembicara pada temu rakyat dan konsolidasi gerakan lingkungan hidup Walhi Sulsel di Aula Anging Mammiri PAUD Dikmas Sulsel, Sabtu, (16/3).

Ia mengatakan, baik pemerintah, akademisi, NGO, serta masyarakat dari berbagai unsur harus mengawal terutama penguasaan alam yang berdampak pada kerusakan ekologi.

“Dibutuhkan komitmen semua pihak, agar bisa terwujud suatu keadilan ekologis,” ucap Wali Kota berlatar belakang arsitek ini.

Menjadi kepala daerah yang tidak berlatar politisi, membuat mantan konsultan tata ruang ini memiliki kepekaan atau sense of ecology yang cukup tinggi. Tak heran jika di awal kepemimpinannya di Makassar langsung mencanangkan penanaman pohon sepanjang jalan kota.

“Saya melihat kurangnya kepedulian menghijaukan kota. Contoh banjir kemarin, meski banjir tiap tahun. Tapi itu menandakan lingkungan kita tidak seimbang. Ketika ketidakseimbangan itu semakin parah maka yang paling berbahaya adalah bencana ekologi,” paparnya. 

Hadir dalam kegiatan ini Dewan Nasional Walhi Muallimin Fadli Dahlan, Direktur Eksekutif Walhi Sulsel Muhammad Al Amin, serta Kadis Lingkungan Hidup Kota Makassar Rusmayani Madjid.


BACA JUGA:

Camat Tamalate Kunjungi Korban Kebakaran di Andi Tonro


Karena itu, Danny berharap agar jangan pernah patah semangat untuk peduli lingkungan.  Kalau tidak ingin dunia kiamat. Ia mencontohkan seperti banjir di Makassar. Meski saat ini tidak ada lagi yang baru (titik banjir), tidak ada korban jiwa akan tetapi hal demikian itu menunjukan beban alam sudah semakin berat. 

“Ini menunjukkan keseimbangan alam terganggu. Saya jujur mengatakan ini persoalan ruang,” kata Danny.

Baca Juga :  Dikunjungi Dubes Tiongkok, Danny Rencana Bangun Kereta dalam Kota

Pembangunan tidak lagi memperhatikan danpak ekologinya. Yang parahnya kata dia karena bangunan-bangunan yang berada di tempatbyang tidak semestinya justru memiliki izin. “Ada ijinnya, tapi Alhamdulillah bukan pada jaman saya. Bayangkan kalau jalan air 100 meter dibanguni hingga hanya tersisa 10 meter,” kata Danny lagi.

Penguasaan-penguasaan lahan seperti inilah yang menurutnya perlu dikawal. Selain itu ia meminta adanya forum tetap yang membahas lingkungan kota.

“Status-status lingkungan perlu di update. Karena begitu banyak persoalan kadang terlupakan. Sampaikan ke saya insya Allah saya tetap komitmen untuk hal ini,” pungkasnya. (*)

Facebook Comments

Idris Muhammad

referensi cerdas