Bacok Dua Orang di Jalanan, Seorang PLH di Yogyakarta Diringkus Polisi

Infoasatu.com, Yogyakarta – Seorang pria yang bekerja pegawai harian lepas (PHL) di salah satu instansi pemerintah, MIH alias Siho (21), ditangkap polisi atas kasus pembacokan di Jalan Kota Yogyakarta. Peristiwa ini terjadi berawal saat pelaku dan korban saling tatap di jalanan pada dua hari yang lalu.

“Sampai Jalan Menukan, rombongan korban dipepet oleh pelaku yang berjumlah dua orang. Sambil mepet itu pelaku tanya ke korban ‘orang mana’, dan langsung membacok kedua korban pada bagian bahu kiri dan lengan kiri,” kata Kapolsek Mergangsan Kompol Tri Wiratmo, Kamis (12/11/2020).

Tri menjelaskan kedua korban yakni Aldi dan Kukuh saat itu dalam perjalanan pulang dari menjenguk temannya di rumah sakit. Peristiwa itu terjadi di Jalan Menukan, Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta, pada Selasa (10/11) pukul 00.30 WIB.

Setelah melancarkan aksinya, kedua pelaku langsung meninggalkan korban. Rombongan korban sempat mengejar pelaku yang berboncengan dengan motor.

“Nah, pas kabur itu sebetulnya sempat dikejar rombongan korban tapi kehilangan jejak,” ujar Tri.

Kedua korban akhirnya melaporkan kejadian itu ke Polsek Mergangsan, Kota Yogyakarta. Polisi akhirnya berhasil mengamankan salah seorang pelaku yakni Siho, warga Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

“Kami datangi rumahnya dan tempat kerjanya, tersangka tidak ada. Karena tersangka ini (Siho) ternyata PHL di salah satu instansi pemerintah,” terang Tri.

“Lalu kami beri ultimatum 1×24 (jam) kepada tersangka untuk segera menyerahkan diri dan akhirnya tersangka menyerahkan diri dengan diantar orang tuanya,” lanjutnya.

Polisi kini masih memburu seorang pelaku lainnya. Pelaku diminta segera menyerahkan diri karena polisi telah mengantongi identitasnya.

“Untuk barang bukti yang diamankan adalah motor milik tersangka. Sedangkan sajamnya ternyata telah dibuang tersangka,” ucapnya.

Kepada polisi, Siho mengaku dia dan rekannya tidak mengenal kedua korban. Siho nekat membacok keduanya karena rombongan korban mengendarai motor dengan ugal-ugalan.

“Jadi mereka ini tidak saling kenal. Hanya saling menatap dan korban dinilai mengendarai motor dengan zigzag,” pungkas Tri.