Berikut Gagasan Besar Iqbal Suhaeb, Calon Pj Wali Kota Makassar
Infoasatu.com, Makassar – Kosongnya posisi Wali Kota Makassar yang diakibatkan tak adanya yang terpilih pada pilwali lalu, membuat Gubernur Sulsel harus menunjuk salah satu pejabat eselon II untuk menempati posisi Penjabat Wali Kota Makassar.
Kepala Balitbangda Sulsel Iqbal Suhaeb, yang juga merupakan salah satu calon Pj Wali Kota, saat ditemui, mengungkapkan awal mula dirinya melamar sebagai calon Pj Wali Kota Makassar.
“Begini, awalnya kami disuruh buat makalah sebaik mungkin, sesuai kemampuan kita. Rasa-rasanya kalau kita membuat makalah terus asal jadi, pimpinan akan menilai cuma segitu kemampuan kita. Jadi tentu saya buat makalah terbaik, itu juga bentuk optimis saya. Saya bikin komprehensif, mulai dari hal tentang Makassar, apa peluang dan di mana masalahnya dan apa yang jadi fokus program prioritas yang saya akan kerjakan kalau terpilih,” ungkapnya.
Iqbal juga menceritakan pengalaman kerjanya selama sekitar 30 tahun.
“Pertama, sebagai PNS, pangkat saya sudah sangat senior, saya IV D, artinya cuma satu orang yang lebih tinggi, hanya sekda saja. Selain itu, dari segi eselon 2, saya sudah empat kali mengepalai unit kerja, antara lain Satpol PP, dan terakhir ini Balitbangda. Saya juga dua kali kepala biro, Kerja Sama dan Humas. Jadi secara pengalaman kerja sudah cukup. Selain itu, di eselon 3, enam SKPD susah saya tempati. Jadi dari segi Tour of Duty, saya merasa sudah cukup bisa. Lama kerja saya juga sudah sekitar 30 tahun,” ceritanya.
Mengenai rencana dan program yang akan dilakukan jika terpilih, Iqbal mengungkapkan, ia punya tiga kata kunci, Clean, Comfort, dan Continuity.
“Makalah presentasi saya kemarin berjudul Run Makassar, dengan tiga kata kunci, Clean, Comfort, dan Continuity. Clean City, Comfort in Habitat atau nyaman bagi orang yang tinggal di Mkassar. Continiu program atau keberlangsungan program. Mengapa clean, kita semua tahu itu penting, Makassar terakhir gagal raih Adipura, dan bagaimanapun juga salah satu masalah utam di Makassar adalah sampah. Begitupula comfort, kita mau Makassar nyaman, baik bagi orang yang tinggal, pengendara, maupun pendatang,” jelasnya.
Sedangkan, untuk kesulitan yang akan ia hadapi, Iqbal mengatakan yang paling susah itu ialah mengubah pola fikir.
“Saya rasa yang paling susah itu adalah mengubah pola fikir. Membangun fisik itu mudah, selama ada dana itu bisa kita lakukan. Coba lihat di Jl Haji Bau atau Jl Nusantara, betapa besar biaya yang dikeluarkan pemkot membangun trotoar, itu jadi, bagus, tapi malah banyak yang tidak difungsikan sebagaimana mestinya, misalnya jadi tempat parkir. Pedesterian yang dibangun dengan sangat baik, akan menjadi sia-sia jika disalahgunakan. Orang mau jalan, terhalang parkir atau pedagang,” katanya.
Iqbal mengaku, jika disuruh memilih, tetap di provinsi atau jadi wali kota, dirinya akan tetap memilih di provinsi untuk membantu mensukseskan program Gubernur Sulsel. Namun, bila ia memang di perintahkan untuk jadi wali kota, katanya, ia akan laksanakan.