Infoasatu.com, Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) telah meluncurkan inisiatif inovatif, yaitu dapur Makan Bergizi Gratis (MBG), untuk menghadirkan solusi gizi di kawasan terdampak bencana tanpa mengorbankan keselamatan. Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa dapur ini dirancang khusus untuk beroperasi di area yang bebas dari risiko bencana seperti banjir, longsor, dan gempa bumi.
Dalam wawancaranya, Dadan mengungkapkan bahwa survei telah dilakukan, salah satunya di Babelan, untuk memastikan lokasi dapur MBG berada di zona aman. Hal ini tertuang dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diterapkan di seluruh Indonesia. “SPPG harus berada di daerah yang paling aman dari tiga risiko utama, yakni banjir, longsor, dan gempa bumi,” jelasnya.
Dapur MBG juga diharapkan menjadi langkah sigap dalam menghadapi bencana, dengan target 30.000 satuan pelayanan siap mendistribusikan makanan bagi warga terdampak. Konsep ini diyakini akan mengurangi kebutuhan akan fasilitas darurat seperti tenda pengungsian karena semua kebutuhan telah disiapkan sejak dini.
Namun, BGN tak luput dari kritik karena sebelumnya dianggap kurang memprioritaskan wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Menanggapi hal ini, BGN mengumumkan rencana pembangunan 1.542 dapur MBG di wilayah 3T dengan dukungan dana APBN. “Kami mendengar semua masukan dan akan fokus pada pembangunan SPPG di wilayah 3T,” tegas Dadan.
Langkah ini dinilai sebagai lompatan besar dalam upaya pemerintah menangani kebutuhan gizi di saat darurat, sekaligus menunjukkan respons cepat terhadap berbagai tantangan geografis Indonesia. Dengan komitmen dan strategi ini, dapur MBG diharapkan menjadi benteng nutrisi di masa-masa sulit.