Categories: OPINI

Bumi Kebermaknaan (21)

Infoasatu.com, Opini – Yang mana anda sering lakukan, saat anda naik mobil dan berada di lampu merah, ada pengemis muncul meminta-minta di kaca mobil anda? Anda memberinya dengan rasa iba, atau anda menolaknya karena sebuah prinsip? Sambil berfikir untuk mengecek prilaku anda selama ini yang terkait dengan pertanyaan di atas, saya ingin mencoba mengurai kedua pilihan di atas.

Merebaknya pengemis di perempatan jalan memang mengundang  rasa iba yang tinggi. Banyak orang terketuk untuk berbagi uang kecilnya, tak peduli apapun modus yang ada dibalik hadirnya pengemis. Banyak orang berfikir apa salahnya dibantu faktanya mereka pengemis. Lagi pula, yang diberikan hanya uang receh.

Kelompok orang seperti ini memegang keyakinan bahwa memberi itu tidak pakai nalar, tidak perlu diskusi, tidak terlalu butuh memikirkan jangka panjang. Berbuat baik itu konkrit dan lakukan saat diperlukan berapapun sebisanya. Kelompok orang seperti ini juga cenderung memainkan sensitifitas kemanusiaan, rasa kasian yang sangat tinggi. Apalagi kalau yang di depannya patut memang dikasihani, anak bayi yang kepanasan atau kakek tua ringkih tak bertenaga.

Di sisi lain, banyak orang yang  memahami bahwa memberikan satu sen saja kepada pengemis di jalan, itu sudah berkontribusi langsung untuk mengawetkan mental pengemis. Bagi kelompok ini, memberi pengemis di jalan sangat tidak mendidik, bisa mematikan usaha pemerintah untuk memberdayakan mereka dengan lembaga-lembaga pemberdayaan yang dibangun.

Bagi kelompok kedua ini, memberi kepada pengemis itu artinya menghidupkan asa mereka untuk tetap bertahan di jalan. Memberikan dengan dalih apa saja, misalnya karena sudah kakek tua, itu semakin menghidupkan modus peminta-minta di jalan dengan pancingan kakek tua.

Saya mencermati, yang memilih kelompok pertama orientasi kebaikannya bersifat jangka pendek. Sementara yang memilih yang kedua, orientasinya jangka panjang. Yang berada di kelompok pertama, kecenderungannya motif rasa lah yang mendominasi kebaikannya, sementara yang kedua adalah motif rasio. Isteri saya ada pada kelompok pertama dan saya di kelompok kedua. Untung saya suami yang tidak pegang uang, termasuk uang receh. Karena bisa dibayangkan perdebatan akan terjadi setiap berada di perempatan ramai jalan raya. Sekarang pertanyaan saya, anda berada di kelompok mana?

Oleh: Hamdan Juhannis

Facebook Comments
Alifah Muchdar

Leave a Comment

Recent Posts

Indira Yusuf Ismail, Menutup Kegiatan Penataran Wasit Lisensi C dan B2 Tingkat Kota Makassar

Infoasatu.com,Makassar--Ketua Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi Kota Makassar, Indira Yusuf Ismail, menutup kegiatan Penataran Wasit…

5 hari ago

Hari Libur Nasional, UPTD Puskesmas Barombong Tetap Memberikan Pelayanan

Infoasatu.com,Makassar- Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Barombong tetap memberikan pelayanan kesehatan dasar selama libur Natal…

1 minggu ago

Walikota Makassar Imbau Masyarakat Waspada Bencana Hidrometereologi

Infoasatu.com,Makassar--Usai melakukan rapat kordinasi langsung bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK),…

1 minggu ago

Danny Pomanto Imbau Masyarakat Sambut Pergantian Tahun Dirumah bersama Keluarga

Infoasatu.com,Makassar--Sebelumnya Pemerintah Kota Makassar dalam hal ini Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto mengimbau seluruh…

1 minggu ago

Dzikir dan Doa Bersama Sambut Tahun Baru 2025

Infoasatu.com,Makassar--Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemerintah Kota Makassar…

1 minggu ago

Pemkot Pastikan Tata Kelola Informasi Berjalan Sesuai Akuntabilitas

Infoasatu.com,Makassar--Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar secara resmi telah menetapkan Daftar Informasi yang Dikecualikan (DIK) setelah menyelesaikan…

1 minggu ago