Categories: OPINI

Bumi Kebermaknaan (22)

Infoasatu.com, Opini – Tergerak untuk mencoret tentang kedermawanan. Rupanya topik tentang memberi uang receh pada perempatan mendapatkan banyak respon. Banyak yang memilih di kelompok pertama seperti yang saya duga, tapi  tidak kalah banyaknya yang memilih pada kelompok kedua, seperti yang juga saya kira.

Yang menarik perhatian saya, respon dari seorang Professor Emeritus, M. Qasim Mathar,  yang tidak cenderung pada salah satu kelompok berbagi uang receh di perempatan itu. Pengelompokan tentang faktor “rasa” bagi yang suka memberi di perempatan jalan, dan memberi karena “rasio” bagi yang menolak memberi di tempat seperti itu, tidak masuk dalam kategori pilihan bagi beliau.

Dalam kajian yang Prof. Qasim dalami dan dengan kekayaan pengalaman hidupnya yang panjang, menurutnya, berbagi itu pemicunya bukan dari motif rasa atau rasio. Baginya, itu hanya motif langsung (direct motive) yang bukan menjadi motif utama (indirect motive). Menurut beliau, penyebab orang rajin berbagi dalam situasi apa saja itu karena adanya proses pengentalan tradisi berbagi dalam dirinya yang melahirkan “kedermawanan”. Ada pembiasaan yang sudah berfungsi otomatis ketika melihat situasi di mana diri orang itu harus berbagi. Pembiasaan ini tidak bisa dicapai tanpa proses. Pembiasaan berbagi dibentuk oleh tradisi di mana si pembagi itu hidup. Lingkungannya mendukung bagi munculnya jiwa kedermawanan. 

Itulah Prof. Qasim meyakini bahwa kedermawanan bukan karena “merasa” iba pada situasi yang ada, atau bukan karena “merasio” sebuah situasi yang tepat untuk memberi. Kedermawanan itu memang sudah menjadi prioritas prilaku sosial yang sudah sejak lama dilatih. Kedermawanan itu bahkan tidak lagi dibatasi oleh situasi dirinya. Kedermawanannya tidak lagi terbatasi oleh rasa lapang dan rasa sempit.

Tentu penalaran Bang Qasim begitu mencerahkan. Tapi apakah orang yang menderma karena rasa atau karena rasio itu bukan bentukan dari pembiasaan juga? Bukankah sebuah prinsip yang dipegang adalah buah dari worldview kita yang terbentuk dari pengentalan pengetahuan?  Lebih jauh, meminjam respon panjang dari seorang sahabat, Dr. Barsih, bahwa bukankah tradisi mengajarkan, menderma itu harus tepat sasaran. Bagaimana memahami tepat sasaran sebuah derma tanpa mempekerjakan rasio?

Sepertinya pertanyaan balik saya bisa mengundang riak ide, paling tidak untuk Bang Qasim. Namun saya akhiri dulu dengan fenomana  bahwa kebiasaan menderma dengan uang receh pada celengan masjid itu juga bentukan tradisi. Dari anak-anak kita diajar membawa uang paling kecil di laci meja yang sudah lusuh, kumal, dan kusut.  Dimasukkan pula ke dalam celengan yang siap menampung uang kecil dari lubangnya yang sangat sempit.

Oleh: Hamdan Juhannis

Facebook Comments
Alifah Muchdar

Leave a Comment

Recent Posts

Indira Yusuf Ismail, Menutup Kegiatan Penataran Wasit Lisensi C dan B2 Tingkat Kota Makassar

Infoasatu.com,Makassar--Ketua Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi Kota Makassar, Indira Yusuf Ismail, menutup kegiatan Penataran Wasit…

4 hari ago

Hari Libur Nasional, UPTD Puskesmas Barombong Tetap Memberikan Pelayanan

Infoasatu.com,Makassar- Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Barombong tetap memberikan pelayanan kesehatan dasar selama libur Natal…

1 minggu ago

Walikota Makassar Imbau Masyarakat Waspada Bencana Hidrometereologi

Infoasatu.com,Makassar--Usai melakukan rapat kordinasi langsung bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK),…

1 minggu ago

Danny Pomanto Imbau Masyarakat Sambut Pergantian Tahun Dirumah bersama Keluarga

Infoasatu.com,Makassar--Sebelumnya Pemerintah Kota Makassar dalam hal ini Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto mengimbau seluruh…

1 minggu ago

Dzikir dan Doa Bersama Sambut Tahun Baru 2025

Infoasatu.com,Makassar--Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemerintah Kota Makassar…

1 minggu ago

Pemkot Pastikan Tata Kelola Informasi Berjalan Sesuai Akuntabilitas

Infoasatu.com,Makassar--Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar secara resmi telah menetapkan Daftar Informasi yang Dikecualikan (DIK) setelah menyelesaikan…

1 minggu ago