Cemas Memikirkan Teror Bom Surabaya? Waspadai Lonjakan Asam Lambung
infoasatu.com, Jakarta – Takut itu naluriah, wajar jika perasaan itu datang menyusul serangan teroris dengan bom bunuh diri yang mematikan. Bahkan bagi mereka yang tidak terdampak secara langsung, informasi simpang siur di media sosial bisa memicu gangguan kecemasan.
Konsultan kesehatan saluran cerna dari RS Cipto Mangunkusumo, Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH mengingatkan untuk tidak panik dan paranoid. Meningkatnya rasa cemas bisa berdampak pada kekambuhan penyakit dan gangguan kesehatan yang bersifat kronis.
“Pasien-pasien dengan penyakit akibat asam lambung akan kambuh sakitnya karena merasa bertambah cemas atas kejadian ini walau hanya mendapat informasi melalui media sosial,” ujar dr Ari, dalam emailnya kepada wartawan, Minggu (13/5/2018).
Dampak lain yang bisa muncul antara lain kekambuhan asma karena stes, peningkatan tekanan darah pada pengidap hipertensi, dan fluktuasi gula darah pada pengidap diabetes. Pasien dengan Irritable Bowel Syndrome (IBS) disebutnya bisa mengalami gangguan Buang Air Besar (BAB) baik diare maupun konstipasi.
“Orang yang cemas bisa juga mengalami sakit kepala, nafsu makannya menurun, tidurnya menjadi susah dan malas untuk beraktivitas. Berbagai gangguan sistem organ bisa terjadi akibat adanya faktor stres tersebut,” tambahnya.
Sebagai dokter yang berpengalaman menangani kekambuhan penyakit pada pasien dengan gangguan cemas berlebihan, dr Ari menyarankan untuk tidak sembarangan menyebar foto atau gambar korban peristiwa bom Surabaya. Melawan teroris, menurutnya bisa dilakukan dengan tetap beraktivitas dan beribadah seolah-olah tidak terjadi teror.
“Semakin kita takut, teroris semakin senang dan akan mengulangi dan menebarkan terornya secara terus menerus. Karena tujuannya tercapai membuat orang takut untuk beraktifitas dan beribadah,” katanya. (*)