Uncategorized

Cuaca Ekstrim Akibatkan Banjir di Jepang, 50 Orang Dikhawatirkan Tewas

Infoasatu.com, Jakarta – Bencana banjir dan tanah longsor terjadi di negara Jepang. Akibat bencana alam tersebut, sedikitnya 50 orang dikhawatirkan tewas.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) merilis peringatan level tertinggi untuk hujan deras dan tanah longsor bagi wilayah Pulau Kyushu. Prakiraan cuaca menunjukkan hujan deras masih akan mengguyur wilayah tersebut hingga Kamis (9/7) mendatang.

Jumlah korban tewas akibat hujan deras yang mulai mengguyur sejak Sabtu (4/7) pagi waktu setempat, diperkirakan akan bertambah. Seorang pejabat di wilayah Kumamoto, wilayah terdampak paling parah, menuturkan bahwa 49 orang dipastikan tewas, dengan satu orang lainnya dikhawatirkan telah meninggal akibat bencana alam ini.

“Kita berpacu dengan waktu,” kata Yutaro Hamasaki, seorang pejabat di Kumamoto, Selasa (7/7/2020).

“Kita tidak menetapkan batas waktu untuk mengakhiri operasi, tapi kita sungguh perlu mempercepat pencarian karena waktu semakin habis. Kita tidak akan menyerah hingga akhir,” imbuhnya.

Lebih dari 40 ribu personel, termasuk polisi dan petugas pemadam juga penjaga pantai dan tentara militer, dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan. Sekitar belasan orang masih belum diketahui keberadaannya.

Sungai-sungai yang meluap membuat beberapa jembatan hanyut dan jalanan terendam air. Situasi ini semakin mempersulit upaya penyelamatan, dengan para petugas penyelamat hanya bisa menggunakan perahu karet atau helikopter dalam tugas mereka.

Laporan menyebut 14 korban tewas di antaranya merupakan penghuni rumah jompo setempat, yang semuanya menggunakan kursi roda sehingga tidak mampu menyelamatkan diri ke dataran lebih tinggi saat banjir menerjang.

“Lantai dasar dipenuhi genangan air dan kami tidak bisa masuk ke dalamnya. Beberapa orang berhasil dievakuasi ke lantai pertama. Saya tidak pernah mengalami apapun seperti ini dalam hidup saya,” ucap salah satu petugas penyelamat yang memeriksa rumah jompo itu.

Baca Juga :  HUT RI ke-73 di Kecamatan Wajo, Danny Diberi Topi Ala Tionghoa

Satu hal lainnya yang mempersulit upaya evakuasi adalah kekhawatiran penyebaran virus Corona. Keharusan mematuhi aturan social distancing secara tidak langsung mengurangi kapasitas kamp-kamp pengungsian. Padahal ribuan diperintahkan untuk mengungsi dari rumah masing-masing.

Di kota Yatsuhiro, otoritas setempat mengubah gedung olahraga menjadi kamp pengungsian, dengan keluarga-keluarga dipisahkan oleh dinding dari kardus untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Bencana alam ini terjadi saat Jepang tengah dalam musim penghujan, yang kerap diwarnai oleh banjir dan tanah longsor. Tahun 2018, lebih dari 200 orang tewas akibat banjir yang menerjang kawasan yang sama di Jepang.

Facebook Comments