Danny Pomanto Masuk Kriteria Calon Kepala Otorita Ibu Kota Negara Baru
Infoasatu.com, Makassar – Presiden Joko Widodo mengungkapkan kriteria kepala badan otorita Ibu Kota Negara (IKN). Ia menyebut kriteria yang harus dimiliki calon pemimpin di IKN bernama Nusantara itu setidaknya pernah memimpin daerah dan memiliki latar belakang arsitek.
“Paling tidak pernah memimpin daerah dan punya background arsitek,” kata Presiden Jokowi, Jakarta, Rabu (19/1/2022).
Setidaknya di republik ada sejumlah mantan dan kepala daerah yang memiliki latar belakang arsitek, siapa saja?
1. Ridwan Kamil
Ridwan Kamil sebelum menjadi Wali Kota Bandung hingga Gubernur Jawa Barat dikenal sebagai praktisi dan dosen arsitektur di Institut Teknologi Bandung.
Buah tangannya tak hanya berada di Indonesia, tetapi sudah tersebar hingga ke benua Asia dengan benua Eropa. Ciri khas dari desain karya pria yang akrab disapa Kang Emil itu adalah filosofi yang mendalam dalam setiap goresannya.
Melalui firma arsitektur Urbane, karya Ridwan Kamil tersebar di berbagai daerah Indonesia dan mancanegara. Dari masjid yang terbuat dari batako yang terbuat dari abu letusan gunung merapi, Museum Tsunami di Aceh, Sekolah anti gempa di Pangalengan Bandung, kawasan elit di Kuningan Jakarta, superblok di Cina, rancangan kawasan di Suriah.
Salah satu karyanya yang monumental di dalam negeri adalah Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh. Museum itu menggambarkan bagaimana rakyat Aceh bersedih dan bangkit dari bencana akbar yang terjadi pada 2004 lalu.
Kemudian, Marina Bay Waterfront di Singapura. Kemudian, Ningbo Newtown, Tiongkok, sebuah rancangan kota baru dan dianggap sebagai salah satu kota masa depan.
Tak hanya mendesain soal bangunan dan kawasan publik, lulusan Universitas California Berkeley ini juga getol merancang desain masjid di dalam dan luar negeri. Salah satu karyanya Masjid 99 Kubah berdiri megah di Kota Makassar, saat ini Masjid Syeikh Ajlin yang berada di Palestina pun tengah dalam tahap pembangunan.
Tak kurang dari dua puluh penghargaan yang berkaitan dengan karya arsitektur dan tata kota diraih. Rancangan masjid Al-Irsyad yang ia persembahkan untuk almarhum ayahnya, diganjar Top 5 best Building of The year 2010 oleh ArchDaily, dan menjadi satu dari 25 masjid terindah di dunia versi Complex Magazine.
2. Menteri Sosial Tri Rismaharini (Eks Wali Kota Surabaya)
Menteri Sosial Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma juga pernah menjadi arsitek sebelum terjun ke dunia politik. Wanita kelahiran 20 November 1961 ini pernah menempuh pendidikan S1 jurusan arsitek di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya.
Risma kemudian pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Bappeko Surabaya hingga akhinrya menjadi Kepala Cabang Dinas Pertamanan.
Karirnya terus naik, hingga akhirnya ia menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya. Kinerjanya membuat ia dilirik Partai PDIP yang ingin mencalonkan sebagai wali kota Surabaya.
Salah satu yang karyanya yang disorot dunia adalah Taman Bungkul, yang mendapatkan penghargaan The 2013 Asian Townscape Sector Award dari kantor regional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Wilayah Asia dan Pasifik.
3. Wali Kota Makassar Danny Pomanto
Danny Pomanto adalah seorang arsitek dan mantan dosen jurusan arsitektur di Universitas Hasanuddin, Makassar. Saat ini, ia menjabat sebagai wali kota Makassar pada periode 2021-2026.
Disitat dari laman makassarkota.go.id, Danny aktif sebagai arsitek dari 1989 hingga April 2014. Selama menempuh bidang profesionalnya, pria kelahiran 30 Januari 1964 ini telah menelurkan 650 karya dari mulai urban architecture, interior design, landscape design dan karya-karya lainnya.
Salah satu karya yang ikoniknya adalah Rumah Pasca Bencana-Aceh, Masjid Raya Makassar, Kantor Gubernur Gorontalo dan Sulawesi Barat, hingga rumah sakit Private Care Hospital di Makassar.
4. Gubernur Aceh Nova Iriansyah
Sebelum terjun ke dunia politik, Nova merupakan dosen di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh. Kariernya sebagai pengajar di Jurusan Teknik Arsitektur- Fakultas Teknik Unsyiah tergolong lama yaitu 19 tahun. Lulusan magister Teknik Arsitektur ITB Bandung ini juga pernah menjabat sebagai ketua jurusan periode 2004-2006.
Setelah pensiun dari dosen, Nova memilih berkarir di dunia politik sejak 2006. Tiga tahun berselang, politisi Partai Demokrat ini terpilih sebagai anggota DPR dan bertugas di Komisi V. Usai lima tahun di Senayan, Nova pulang kampung dan mencalonkan diri sebagai wakil gubernur.