Dilaporkan ke KPU, LSI Denny JA Singgung Soal Klaim Suara Prabowo
Infoasatu.com, Makassar – Terkait dilaporkannya beberapa lembaga survei oleh BPN Prabowo-Sandi ke KPU, yang mengatakan siaran hitung cepat (quick count) pilpres dinilai menyesatkan, peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar memberikan tanggapan.
Menurutnya, lembaga survei tidak mungkin memberikan informasi yang tidak akurat. Apalagi lembaga-lembaga besar, seperti LSI dan SMRC, yang bukan pertama kali melakukan quick count.
“Satu sisi, kita nggak pernah ada masalah dengan itu karena kita bisa meyakini metodologi ilmiah ini tidak baru dilakukan pertama kali, bahwa lembaga-lembaga besar, seperti LSI dan SMRC, kan bukan lembaga baru,” ujarnya di kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (18/4/2019).
Rully menepis tuduhan penggiringan opini publik tersebut. Ia yakin hasil quick count yang dikeluarkan lembaganya tak berbeda jauh dengan hasil rekapitulasi dari KPU.
“Ketika mereka melakukan pelaporan dan semacamnya dengan tudingan melakukan pembohongan publik, nanti silakan dikonfirmasi ketika hitung rekapitulasi pleno KPU. Ketika ini berbeda jauh dengan rekapitulasi KPU, baru mereka bisa katakan bahwa lembaga ini menggiring opini publik dengan pembohongan publik,” katanya.
Ia merasa tidak ada penggiringan opini publik, karena quick count dilakukan setelah pemilihan selesai.
“Tapi kan kita tidak melakukan penggiringan opini apa pun dalam konteks itu. Karena kita kan baru rilis pukul 15.00 WIB, sementara pemilihan sudah selesai sebelum pukul 13.00 WIB. Jadi konteks untuk penggiringan opini publik tidak ada, tapi kebohongan publik harus dikonfirmasi dulu dengan hasil KPU,” lanjutnya.
Kemudian Rully pun menyinggung soal hasil klaim suara yang dikeluarkan lembaga internal Prabowo-Sandi. Ia meragukan hasil yang didapatkannya itu. Ia menyarankan pihak Prabowo membuka identitas lembaga tersebut.
“Ketika mereka tidak mempercayai ini, mereka juga seharusnya memberikan disclaimer-nya juga siapa lembaga yang mereka pakai, apa hasilnya, berapa angka yang didapat oleh pasangan lainnya. Dia hanya menyebutkan perolehannya dia pribadi, baik di exit poll maupun di quick count kan. Di exit poll dia ada angka 52 persen, lalu di quick count dia unggul di 62 persen, tapi kita kan nggak tahu siapa yang melaksanakan ini apakah kita tahu kredibilitas lembaganya dan segala macam,” tuturnya.