Infoasatu.com, Surabaya – Para aktivis gerakan hendaknya dapat menyelamatkan keberadaan masjid dan mushalla dari berbagai gerakan teror dan radikal. Di samping itu juga memperkuat pengetahuan terkait amaliyah harian.
Hal ini disampaikan Imam Nahrawi saat tampil pada diskusi Talk Show the Alarm of Pancasila dengan tema Bumi Indonesia dalam Bahaya Radikalisme dan Terorisme, Sabtu (2/6) malam. Kegiatan dilangsungkan di mushalla Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama, jalan Masjid Al-Akbar Timur 9 Surabaya.
Cara yang bisa dilakukan para pegiat di organisasi kemasyarakatan adalah dengan menjaga tempat ibadah seperti masjid dan mushalla. “Saya menyarankan para aktivis untuk tidak malu menempati masjid serta mushalla,” katanya seperti dikutip NU Online.
Menteri pemuda dan Olahraga ini kemudian menceritakan saat masih kuliah yang hidup dari mushalla dan masjid. “Dari mulai mushalla di kawasan Margorejo hingga masjid di daerah jalan Diponegoro Surabaya,” kenangnya.
Dari mushalla dan masjid tersebut dirinya belajar menekuni sebagai muadzzin, bilal, guru ngaji hingga marbot. “Dari sana saya juga belajar banyak hal, termasuk keberkahan hidup,” ungkapnya.
Hal lain yang juga mendesak dimiliki para aktivis adalah kemampuan dalam memberikan pembelaan terhadap amaliyah kultural yang sudah mendarah daging.
“Kita selama ini dipancing sejumlah kalangan yang mempersoalkan kegiatan kultural yang telah menjadi tradisi di masyarakat,” jelas alumnus Institut Agama Islam Negeri (sekarang Universitas Islam Negeri) Sunan Ampel Surabaya tersebut.
Oleh sebab itu, memperkuat amaliyah NU dengan dalil aqli dan naqli adalah sebuah keharusan. “Warga NU harus juga kuat dalam penguasaan dalil aqli dan naqli terhadap amaliyah yang dilakukan,” ungkapnya.
Padahal tradisi keagamaan seperti tahlilan memberikan sejumlah makna yakni silaturahim, keikhlasan hingga berkah dan doa . “Termasuk keikhlasan yang dilakukan oleh para pendiri bangsa ini,” terangnya.
Imam Nahrawi juga mengingatkan bahwa Nahdlatul Ulama masih menjadi target untuk disudutkan. “Termasuk dengan mengatakan bahwa sejumlah tradisi selama ini sebagai bid’ah,” katanya.
Bagi Nahrawi, inilah sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan para aktivis agar bibit radikalisme dan terorisme tidak punya ruang untuk berkembang. “Karena inilah yang harus kita berikan sebagai tanggung jawab atas perjuangan para ulama dan pendiri negeri ini,” tandasnya.
Tampil sebagai narasumber pada kegiatan ini, Akhmad Muzakki yang juga Sekretaris PWNU Jatim, Hadi Subhan dari Dirmawa UNAIR, serta Pendeta Simon Filantropa selaku rohaniawan. (*)
Infoasatu.com,Makassar--Calon Wali Kota (Cawalkot) Makassar, Indira Yusuf Ismail, mengajak warga Kota Makassar untuk menjadi pemilih…
Infoasatu.com,Makassar--Calon Wali Kota Makassar nomor urut 3, Indira Yusuf Ismail, bersama Komunitas #maRIKi Maju Bersama,…
Infoasatu.com,Makassar--Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Makassar, Andi Arwin Azis menghadiri Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun…
Infoasatu.com,Makassar--Penjabat sementara (Pjs) Wali Kota Makassar, Andi Arwin Azis, meninjau langsung pelaksanaan program Sabtu Bersih…
Infoasatu.com,Makassar--Calon Wali Kota Makassar, Indira Yusuf Ismail, melakukan silaturahmi dengan pengurus Cabang Muhammadiyah Kota Makassar,…
Infoasatu.com,Makassar--Paslon nomor urut tiga (3) walikota Makassar, Indira-Ilham ( INIMI) dan Paslon Gubernur urut satu…
Leave a Comment