Kemarau Panjang Melanda,Kasus kebakaran di Kota Makassar Meningkat
Infoasatu.com,Makassar–Kasus kebakaran di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) meningkat selama kemarau panjang melanda. Sejak Agustus hingga Oktober 2023 saja, Damkar Makassar mencatat sudah ada 155 kasus kebakaran.
“Jumlah kebakaran, kalau kita tanya jumlah kebakaran, dua bulan terakhir ini sangat terjadi peningkatan drastis dari tahun-tahun kemarin. Sangat, sangat (meningkat)” kata Kabid Operasi Damkar Makassar Cakrawala,Selasa (17/10/2023).
Cakrawala mengatakan, berdasarkan data pada Agustus 2023 terjadi 54 kasus kebakaran. Kemudian meningkat drastis pada September 2023 yakni 85 kasus. Sementara pada Oktober ini sudah tercatat ada 16 kasus kebakaran.
“Kejadian kebakaran yang dialami di Kota Makassar memang terjadi di akhir-akhir masa ini kekeringan terkhusus cuaca ekstrem. Kejadian kebakaran dalam sehari semenjak cuaca ekstrim ini (rata-rata) di atas 5 kali per hari,” ungkapnya.
Bahkan kata dia, sepekan terakhir dalam sehari terjadi 9 kali kebakaran di 4 titik kejadian secara bersamaan. Peristiwa kebakaran tersebut terjadi di lahan maupun pemukiman warga.
“Kami pernah mendapati di minggu kemarin satu hari itu di 9 kali kejadian di 4 titik kejadian yang bersamaan, tapi rata-rata kejadian kebakaran yang kita alami hampir 50-50 antara lahan dan pemukiman untuk intens kejadian di pemukiman itu,” bebernya.
Namun Cakrawala mengaku tidak bisa memastikan penyebab kebakaran yang terjadi. Dia menyebut penyebab kebakaran merupakan ranah kepolisian.
“Kami bukan punya hak untuk mengeluarkan statement penyebabnya karena itu ranah polisian perkirakan. Tapi memang melihat dari kondisi cuaca juga, dengan ujungnya bisa diambil kesimpulan karena faktor panas yang berlebih,” terangnya.
“Apalagi terkait dengan kebakaran lahan, itu kebakaran lahan antara sengaja dan tidak sengaja. Kenapa saya katakan sengaja dan tidak sengaja? Tidak sengaja faktor alam mungkin cuaca yang cukup panas, cukup menyengat. Itu bisa merespons panas berlebih di semak-semak yang kering,” imbuhnya.
Sementara kebakaran yang terjadi karena kesengajaan, lanjutnya, berawal dari masyarakat yang coba membakar sampah. Bekas pembakaran itu kemudian ditinggal tanpa memastikan kondisi api sudah steril.
“Kalau yang saya katakan dia sengaja ada beberapa titik kejadian yang memang ditemukan awal mulanya itu masyarakat yang mencoba membakar sampah tapi meninggalkan lokasi. Jadi hasil kebakarannya itu dia tidak sterilkan sehingga api juga cepat menjalar dengan intens panas juga dan tiupan angin, akhirnya melebar,” paparnya.