Kerap Begadang? Atur Jam Tubuhmu Agar Tak Tingkatkan Risiko Penyakit
infoasatu.com, Jakarta – Meningkatkan risiko mati muda, kelainan psikologis dan masalah pernapasan merupakan penemuan terbaru dari banyaknya studi yang mengungkap bahwa mereka yang kerap begadang lebih mungkin alami risiko penyakit.
Mereka yang begadang umumnya mengalami ‘social jet lag’, yaitu istilah bagi perbedaan waktu saat kita tidur selama hari biasa dibanding saat akhir pekan, saat kita bebas untuk pergi tidur dan bangun kapanpun kita mau dan bisa.
Di mana kita pada umumnya tak dapat cukup tidur saat hari kerja dan cenderung membalasnya di akhir pekan untuk mendapatkan waktu tidur yang berharga.
Studi mengungkap bahwa orang yang mengalami tingkat social jet lag yang besar biasanya perokok dan peminum alkohol. Makin besar tingkatannya, makin besar masalah kesehatannya, seperti risiko jantung dan masalah metabolik lainnya.
Dengan kebanyakan pekerjaan dan sekolah yang dimulai di pagi hari, para tukang begadang harus bisa secara efektif bekerja pada saat itu. Dan ini berlaku juga untuk sebaliknya.
“Jika mereka yang giat bangun pagi dipaksa harus bekerja saat malam hari, mereka juga akan mengalami masalah kesehatan,” kata Russell Foster, ketua Nuffield Laboratory of Ophthalmology dan Sleep and Circadian Neuroscience Institute, dikutip dari BBC.
Lalu apakah dengan bangun lebih pagi dapat membuat kamu yang kerap begadang menjadi lebih teratur?
Jawabannya tidak. Bangun lebih bagi bisa mengesampingkan kecenderungan genetismu dan malah justru membuatmu kekurangan tidur, di mana tidak cukup kamu dapatkan selama weekdays.
Tidur dan bangun sebenarnya bukan hanya masalah kebiasaan atau kedisiplinan. Namun sebaliknya, justru hal tersebut dipengaruhi oleh jam tubuh kita yang mana 50 persennya ditentukan dari gen kita sendiri.
Sisanya, dibentuk dari lingkungan dan usia kita. Jam tubuh kita semakin progresif lebih awal seiring bertambahnya usia.
“Kita punya sikap yang sudah mendarah daging bahwa orang yang begadang selalu menjadi tidak berguna dan malas, tapi sesungguhnya itu hanya masalah biologis manusia,” terang Prof Malcolm von Schantz dari University of Surrey.
Cara terbaik bagi kamu yang suka begadang untuk memanipulasi jam tubuhmu adalah lewat perubahan kebiasaan ketika kamu terekspos cahaya, agar tak alami peningkatan risiko kesehatan.
Jam tubuh kita dipengaruhi oleh terbit dan tenggelamnya matahari, namun kebanyakan dari kita malah lebih sedikit terpapar sinar matahari di siang hari dan terlalu banyak mendapat cahaya ‘artifisial’ di malam hari, yang membuat kita terlambat merasakan kantuk nantinya.
Dengan terpapar cukup sinar matahari di pagi hari dan mengurangi cahaya ‘artifisial’ terutama dari layar telepon seluler dan laptop yang memproduksi cahaya biru yang kuat, kita dapat melatih jam tubuh kita untuk lebih awal merasakan kantuk.
Walaupun memang hal ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan pada zaman sekarang. Justru tempat bekerja, sekolah dan masyarakatlah yang bisa membantu mereka yang sering begadang, menurut para ahli tidur.
“Akan lebih baik jika beberapa tempat kerja membiarkan para karyawannya bekerja sesuai dengan jam tubuh mereka masing-masing. Hal ini akan mendorong kinerja karyawan dan menjadi cara yang lebih efektif dalam menata bisnis 24/7,” tandas Prof Foster. (*)