Kondisi Kompol Aditia Korban Pengeroyokan 2 Kelompok Silat Pada 2019 Lalu Belum Membaik
Infoasatu.com, Wonogiri – Mantan Kasat Reskrim Polres Wonogiri Kompol Aditia Mulya Ramdhani yang menjadi korban pengeroyokan saat melerai dua kelompok silat pada 8 Mei 2019 lalu, masih menjalani perawatan. Kondisi Kompol Aditia belum membaik. Istri Aditia, Dewi Setyawati mengatakan, terjadi kerusakan pada otak suaminya yang mengganggu saraf motoriknya.
“Kondisi suami saya belum begitu banyak perubahan karena kebetulan kerusakan parah berada di otaknya,” kata Dewi, Jumat (5/2/2021).
Selama dua tahun ini, suaminya hanya terbaring di tempat tidur. Bahkan Kompol Aditia, sebut Dewi, belum bisa merespons kontak mata dengan baik. Kini keluarga masih berupaya melakukan pengobatan terhadap Kompol Aditia.
Salah satunya dengan menjalani terapi stem cell di Rumah Sakit Islam Sultan Agung, Semarang, Jawa Tengah. Dewi menjelaskan di RS tersebut terdapat laboratorium stem cell yang bisa digunakan untuk pengobatan suaminya.
“Suami saya belum bisa kontak mata ataupun merespons sesuatu dengan baik. Kami sedang mengupayakan stem cell yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Unisula, Semarang, karena laboratorium stem cell–nya ada di sana,” terangnya.
Dewi menjelaskan, dari 20 kali jadwal pengobatan, Kompol Aditia telah menjalani empat kali terapi. Namun bantuan yang diberikan oleh RS Polri hanya bisa mengakomodasi lima kali terapi lagi. Untuk itu, keluarga hanya bisa berharap seluruh biaya pengobatan bisa ditanggung oleh RS Polri.
“Kami baru melakukan treatment empat kali dari yang dijadwalkan 20 kali. Harapan kami, biaya stem cell dapat di-cover Rumah Sakit Polri karena uang bantuan yang dikelola oleh Rumah Sakit Polri masih ada untuk lima kali stem cell lagi. Harapan kami keluarga, semoga usaha terakhir kami untuk penyembuhan suami saya,” imbuhnya.
Kompol Aditia menjadi korban pengeroyokan saat hendak melerai tawuran dua kelompok silat di Wonogiri, Jawa Tengah. Saat insiden ini terjadi, Kompol Aditia menjabat Kasat Reskrim Polres Wonogiri.
Saat itu, sekelompok orang tengah berkonvoi dan hendak merusak tugu bersimbol perguruan silat. Namun Aditia ketika itu sedang menyamar dan terpisah dari pasukannya. Dia pun menjadi sasaran massa.
Atas insiden ini, Aditia pun mengalami luka berat di bagian kepalanya, tepatnya belakang telinga. Luka tersebut dialami saat para tersangka menganiaya menggunakan kayu, bambu, dan tangan kosong.
Saking parahnya kondisi Kompol Aditia, perawatan yang semula di RS Oen Solobaru langsung diterbangkan menuju Singapura untuk mendapatkan perawatan di Singapore General Hospital (SGH).