Konsultan Jepang Latih Siswa YESS Sulsel
Infoasatu.com, Makassar – Konsultan desain kemasan dari Jepang, Mr. Orita Yushitaka melatih siswa Young Entrepreneur School Sulawesi Selatan,Ahad, 15 Juli 2018 di Kantor Diskop UKM Sulsel Pettarani.
Mr.Orita yang merupakan konsultan dari JICA membawakan materi tentang kekuatan kemasan sebuah produk. Materi kemasan menjadi bagian kurikulum YESS karena siswa akan membuat dan menjual produk.
Mr. Orita membawakan materi didampingi konsultan rumah kemasan Diskop Sulsel,Yusri dan Asnita. Orita membahas bagaimana penampilan sebuah kemasan mempunyai daya tarik, baik secara visual (estetika) maupun daya tarik praktis (fungsional).
Suasana kelas kadang menjadi riuh karena ada beberapa penyampaian lucu dari Mr.Orita,termasuk penyampaian yang kadang campur antara bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Untungnya ada penerjemah ibu Asnita dari Diskop UKM yang mendampingi.
Dikatakannya, kemasan yang unik diperlukan agar mendapatkan tanggapan pasar yang positif. Kemasan yang unik juga harus mampu mengkomunikasikan isi produk juga tentang informasi yang ada tentang produk,baik melalui visualisasi pada kemasan atau inovasi bentuk kemasan.
“Desain kemasan yang baik adalah kemasan sederhana, fungsional dan menciptakan respons emosional positif,” ujarnya, sambil memperlihatkan beberapa contoh desain kemasan yang menarik.
Bukan hanya teori, para siswa YESS juga diajak secaar langsung ke ruang rumah kemasan di UKM Center untuk melihat aneka kemasan produk serta proses pembuatannya. Harapannya para siswa punya dasar-dasar yang kuat dalam pengembangan produk yang berkualitas.
“Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kemasan yang baik diantaranya adalah model kemasan yang praktis, aman dan bersih serta menarik,”kata Orita.
Fasilitator YESS,Putra Handayani mengatakan,kemasan adalah faktor yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu produk sehingga perlu diajarkan pada siswa YESS.” Kami menghadirkan konsultan Jepang Mrm Orita agar adik-adik siswa YESS punya referensi membuat produk yang mampu berdaya saing,” tambahnya (*)