Optimis Serap 10.000 Tenaga Kerja, Longwis Pintu Percepatan Kemandirian Ekonomi Makassar
Infoasatu.com, Makassar – Lorong Wisata (Longwis) merupakan salah satu program unggulan wali kota Makassar Moh. Ramdhan “Danny” Pomanto untuk menggerakkan perekonomian masyarakat, khususnya yang berada di lorong-lorong (gang).
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Muhammad Roem, saat ini ada beragam kegiatan yang melibatkan masyarakat di Lorong wisata. Di antaranya, seperti festival bakat di lorong, atraksi seni, dan pelatihan pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan ekonomi.
Hal ini menjadi bentuk dukungan untuk menciptakan lapangan kerja di sektor ekonomi kreatif terkhusus di subsektor kuliner.
“Fungsi Longwis merupakan penggerak ekonomi yang bermula dari lorong, melibatkan seluruh sektor dan unsur di Pemerintah Kota Makassar yang terintegrasi dengan satu tujuan yakni pelibatan masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan Lorong wisata sebagai daya tarik wisata dalam rangka menggerakkan ekonomi kerakyatan, jelas Roem via pesan whatsapp, Selasa (28/6/2022).
Roem menyebutkan ada 1000 lorong yang menjadi target program Longwis setiap tahun. Sehingga dapat diestimasikan bahwa dengan melibatkan 3 dewan lorong (D’Lor) berarti sudah mencapai 3.000 orang yg terserap setiap tahun.
Selain itu, potensi sub sektor kuliner di setiap lorong juga mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar.
“Dengan dasar tersebut kami yakin, angka 10.000 tenaga kerja bukanlah hal yang sulit,” terang Roem penuh optimis.
Lebih lanjut kata mantan Kabag Humas Pemkot Makassar ini, di lorong wisata, banyak ditemukan potensi UMKM, sehingga pemberdayaan masyarakat dan pelibatannya ke pengembangan UMKM menjadi salah satu ouput dari lorong wisata ini.
Pemerintah Kota Makassar yakin bahwa dengan perencanaan yang matang, pelibatan seluruh SKPD dan stakeholder (pentahelix), lorong wisata ini dapat menjadi trigger dan pintu dalam percepatan kemandirian ekonomi di masyarakat dengan berbasis kerakyatan dalam sektor pariwisata. Lazim juga disebut Pengembangan pariwisata berbasis masyarakat atau komunitas. (*)