Sekolah

OSIM MDIA Bontoala Gelar Seminar Kepesantrenan, AG. KH. Abd. Mutthalib: Santri Harus Melek IT

Infoasatu.com, Makassar – Pengurus Organisasi Santri Intra Madrasah (OSIM) MDIA Bontoala Makassar menggelar Seminar Kepesantrenan di Hotel Whiz Prime Jalan Jenderal Sudirman Makassar. Sabtu (30/10/2021)

Dalam kegiatan itu, kepanitiaan menghadirkan narasumber seperti Pimpinan Pondok Pesantren MDIA Bontoala Anre Gurutta DR. KH. Abd. Mutthalib A dan Akademisi Universitas Negeri Makassar (UNM) DR. Pengeran Paita Yunus serta di ikuti beberapa Santri dari perwakilan Pondok Pesantren/Madrasah se Kota Makassar

Agenda seminar ini juga dirangkaikan dengan memperingati Hari lahir (Harlah) MDIA Bontoala Makassar Ke 51 Tahun

Ketua OSIM MDIA Bontoala Siska, mengapresiasi serta berterima kasih kepada dewan guru, jajaran pengurus OSIM dan para panitia yang telah memberikan arahan serta meluangkan tenaga untuk dapat menyukseskan seminar kepesantrenan dan peringatan Harlah MDIA Bontoala Makassar ke 51

Sementara itu, Narasumber seminar kepesantrenan DR. Pengeran Paita Yunus, menuturkan bahwa kegiatan seperti ini sangat bagus serta positif bagi Pesantren maupun Madrasah, dan perlu lagi untuk disosialisasi agar sekolah pertama atau menengah yang berlatarbelakang keislaman itu dapat menyesuaikan di era Revolusi Industri 4.0

“Sekarang sudah mesti untuk di rombak, mau tidak mau harus berubah, apalagi jaman sekarang santri-santri yang hadir dalam pesantren itu adalah orang-orang yang berada pada zamannya (Revolusi Industri 4.0), jadi secara otomatis pesantren tempat mereka belajar harusnya mengikuti perkembangan itu, kalau tidak dia akan ditinggalkan”. Tutur DR Pangeran

Selain itu, ia berharap agar para tenaga pendidik dan Pesantren, tetap konsisten mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan bagi santri serta tidak lupa untuk menyesuaikan diri terhadap cepatnya perubahan perkembangan zaman

Adapun Pimpinan Pondok Pesantren MDIA Bontoala Makassar Anre Gurutta DR. KH. Abd. Mutthalib A, menyampaikan agar para santri MDIA Bontoala untuk bangkit serta menyesuaikan diri di era Revolusi Industri 4.0

Baca Juga :  Pemateri Jurnalistik MDIA Bontoala Pukul Botol Minum dengan Palu di Depan Santri

Ia juga mengatakan bahwa Guru dan Santri harus menerima ilmu teknologi yang makin hari makin cepat perkembangannya, agar kedepannya Santri dan Guru tidak ketinggalan zaman serta tidak ketinggalan ilmu

“Oleh karena itu, MDIA harus menerima dan siap menghadapi tantangan di masa akan datang, supaya melahirkan santri santriwati yang berjiwa Teknologi dan hatinya berjiwa ka’bah, dan memiliki sifat keagamaan yang bernuansa Nusantara, kenapa demikian, karena MDIA sudah dewasa bahkan lebih dari dewasa maka seharusnya berkiblat dari situ”. Ujar AG DR. KH Abd. Mutthalib A

Ia mengharapkan agar para santri dan santriwati lahir sebagai santri milenial yang melek akan ilmu teknologi dan memiliki ilmu-ilmu keagamaan yang cukup mendalam.

Facebook Comments