Pelaksanaan Kurban Mesti Menyesuaikan Protokol Kesehatan
Infoasatu.com, Makassar – Hari raya Idul Adha 1441 Hijriah, yang jatuh pada akhir Juli, akan berbeda dari biasanya karena pandemi.
Pelaksanaan kurban harus menyesuaikan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Lies F Nurdin mengatakan bahwa keamanan pangan untuk hewan kurban dimasa pandemi covid 19 ini harus diperhatihan keamanannya, hewan yang akan disembelih mesti memenusi syarat ASU, (Aman, Sehat dan Utuh).
Hal ini diutarakan saat webinar tentang Keamanan Pangan di Era Pandemi Covid-19 dalam Menyambut Hari Idul Adha melalui
yang diselenggarakan Tim Penggerak PKK Sulsel. Sabtu (25/7)2020.
“Sebentar lagi kita akan mengadakan kurban hewan dan kita mesti tahu apa yang harus dilakukan, dan harus kira berikan yang terbaik untuk masyarakat. Hewan kurban harus aman, sehat dan utuh tidak boleh cacat, harus lengkap dan halal,” ujar Lies.
Di era new normal ini, kata Lies kita akan menghadapi tantangan yang besar, pengurus PKK harus memberikan contoh kepada masyarakat.
“Pengurus PKK tetap mengimbau kepada masyarakat tetap melakukan protokol kesehatan, tetap memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Bersama-sama kita bersatu memutus mata rantai covid19,” pungkasnya.
Lies mengatakan bahwa dalam seminar Webinar ini akan membantu kita untuk mengetahui hewan kurban yang sehat. Karena banyak sekarang hewan peliharaan yang tidak sehat.
Sementara Ketua TP PKK Makassar, Rossy Timur Wahyuningsih mengimbau kepada masyarakat tidak berkerumun saat pemotongan hewan kurban, tetap menunggu dirumah sampai daging hewan kurban dibagi-bagikan ke masyarakat.
“Pelaksanaan Idul Adha nanti masyarakat tidak berkumpul pada saat pemotongan hewan tetap menunggu di rumah masing-masing. Kalau memang pembagiannya menggunakan kupon baiknya melihat jadwal yang ada, jangan sampai ada penumpukan di tempat pemotongan hewan. Kalau bisa sabar dulu menunggu kalau ada pengumuman hasil hewan kurban yang siap dibagikan baru boleh diikuti secara teratur aturan yang ada untuk menerima daging hasil kurban,”
Sementara, Dokter Hewan dari Universirah Islam Negeri (UIN) Makassar drh Aminah Hajah Thata dalam penjelasanya mengatakan bahwa ada beberapa penyakit ternak yang berpotensi menularkan penyakit pada manusia saat dikonsumsi.
“Ada beberapa penyakit pada ternak yang bisa menularkan kepada manusia, contohnya bakteri bacillius antachis yang ada di daging, jeroan dan susu pada hewan. Maka itu betapa pentingnya kita memeriksa kesehatan hewan ternak yang akan disembelih,” ujarnya.
Penyediaan daging kurban wajib memperhatikan aspek aman, sehat dan halal sesuai ajaran islam
Dalam webinar itu, Aminah juga memberikan tips untuk penanganan daging hewan kurban kepada Tim Penggerak PKK Sulsel.
Seperti daging kurban yang baru disembelih sesegera mungkin dimasak atau diolah, jika ada yang kotor segera dicuci dengan air bersih.
“Daging yang disimpan di kulkas harus dimasukkan dalam wadah tertutup atau kantong plastik penyimpanan harus diperhatikan, lama penyimpanan 3-4 hari di dalam kulkas,” paparnya