Pembunuhan Gadis ABG Berseragam Pramuka di Semarang, Pelaku Pacar Korban Sendiri
Infoasatu.com, Semarang – Kasus pembunuhan gadis ABG berseragam pramuka di kamar hotel di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang akhirnya terungkap. Pelaku pembunuhan tersebut, Dicky Ramandany (19), ternyata berpacaran dengan korban.
“Dari pendalaman, keduanya memang pacaran atau TTM (teman tapi mesra). Jadi berdua memang berhubungan dekat,” kata Kasat Reskrim Polres Semarang AKP Onkoseno G Sukahar, Rabu (18/11/2020).
Onkoseno menyebut keduanya baru berkenalan selama dua minggu. Namun, Dicky sudah menyimpan rasa sakit hati karena kerap dihina oleh korban.
“Karena dekat, korban beberapa kali memberi uang dan makanan ke pelaku. Tetapi dengan cara yang membuat pelaku merasa sakit hati,” lanjutnya.
Onkoseno menyebut Dicky yang merasa sakit hati kemudian berniat untuk membunuh korban. Pelaku lalu mengajak korban untuk ketemuan di hotel di kawasan Bandungan, Kabupaten Semarang.
“Keduanya sudah beberapa kali bertemu berdua. Lalu korban diajak ke hotel Bandungan, dengan niat untuk dibunuh,” jelasnya.
Kepada orang tuanya, korban berpamitan untuk bersekolah. Gadis SMA itu pun mengenakan seragam Pramuka saat keluar dari rumah.
“Korban mengatakan ke keluarganya mau bersekolah. Maka ia mengenakan seragam saat keluar rumah,” terang Onkoseno.
Sesampainya di hotel, pelaku Dicky langsung membunuh korban. Dari hasil olah TKP, tidak ditemukan adanya bekas keduanya berhubungan badan.
“Jadi murni sampai di hotel untuk membunuh korban. Tidak ada tanda-tanda adanya bekas keduanya berhubungan badan sebelum membunuh,” lanjut Onkoseno.
“Sabtu (14/11) pukul 08.00 WIB pagi, langsung check in dan membunuh korban dengan cara dibenturkan ke dipan hotel dan dibekap. Pukul 09.00 WIB pagi, pelaku kabur dari hotel,” imbuh Onkoseno.
Sebelumnya, mayat gadis ABG berseragam Pramuka itu ditemukan pada Minggu (15/11) sekitar pukul 10.00 WIB. Dari penyelidikan diketahui pelaku merasa sakit hati terhadap korban.
“Motif pelaku ingin menguasai harta korban. Dari pendalaman, ia sakit hati terhadap korban karena sering dihina,” jelas Kapolres Semarang AKBP Ari Wibowo.