Categories: Sulawesi Selatan

Peringati Hari Toleransi Internasional, PC GP Ansor dan IKA-PMII Maros Adakan Diskusi Panel

Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Maros & Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) Kabupaten Maros mengadakan diskusi panel dalam rangka memperingati Hari Toleransi International 2021 di Warkop Amure Jl. Crisant, Kelurahan Pettuadae, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros. Selasa, (16/11/2021).

Hari Toleransi Internasional (International Day for Tolerance) diperingati pada setiap tanggal 16 November setiap tahunnya, setelah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1995. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa toleransi dan tenggang rasa di kalangan masyarakat dunia.

Hadir dalam diskusi panel ini, Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Maros, Abrar Rahman, Founder Laskar Orang Biasa Wawan Mattaliu dan Kepala seksi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Maros Dr. H. Abdul Kadir.

Menurut Wawan Mattaliu, bahwa toleransi sudah menjadi distorsi sosial di Negeri kita. Saat ini kita sedang berada di fase krisis toleransi yang sangat besar, bukan hanya ditingkat agama tapi sudah mencakup tingkat internal pribadi. Dimana problem identitas saat ini mulai mengerucut menjadi sangat personalitas sehingga menyebabkan potensi kita menjadi stagnan seperti ini.

Berdasarkan data dari kepolisian, persoalan intoleransi di Indonesia per tahun 2021 yang berkaitan dengan keagamaan itu sebanyak 374 kasus, sedangkan diruang politik bahkan lebih besar lagi yaitu sekitar 1700 kasus yang menggunakan politik identitas dalam mencapai tujuan.

Politik identitas ini merupakan alat yang paling mumpuni dalam melahirkan intoleransi, karena pada dasarnya politik identitas ini membuat alam bawah sadar kita menganggap orang yang tidak sependapat dengan kita adalah musuh, lanjut wawan.

akibat yang ditimbulkan akan membuat bangsa ini menjadi kacau, apalagi politik identitas ini menimbulkan permasalahan ditingkat masyarakat yang ujung-ujungnya masyarakat sendiri yang saling berhadap hadapan, jelas Anggota DPRD Provinsi Sulsel 2009 – 2019 ini.

Maka dari itu untuk menjadi bangsa yang besar, harus ada gerakan social yang melahirkan generasi baru yang sesuai dengan kebutuhan bangsa ini. Kita tidak bisa menaruh tumpuan yang lebih besar kepada orang-orang yang tidak melalui proses dari awal, hal ini tentu akan berimplikasi kepada kebijakan yang dikeluarkan nantinya, katanya.

Lebih lanjut, Abdul Kadir memaparkan strategi Kementerian Agama untuk mencegah intoleransi melalui konsep moderasi beragama, konsep moderasi ini mengatur bagaimana cara kita beragama sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

Fungsi dari moderasi beragama ini tentu tidak lain untuk membentengi gerakan atau pemahaman dari seseorang ataupun golongan tertentu yang intoleran dengan kepercayaan atau ideologi yang dianut. Salah satu indikator dari moderasi keberagamaan ini yaitu bagaimana kita ramah terhadap budaya lokal, jelasnya.

Terkait persoalan ini, untuk konteks ke Indonesiaan yang notabe beragam baik itu dari segi suku, ras, budaya ataupun dari segi agama, tentu kita tidak bisa saling memaksakan kehendak. Sebab, mereka yang bukan seiman adalah saudara dalam kemanusiaan, tandasnya.

Kedepan di Indonesia juga akan mengalami bonus demografi dimana usia angkatan kerja produktif lebih banyak daripada usia non produktif. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, tentu kalau tidak dimaksimalkan dengan baik akan menjadi serangan balik yang bisa saja merembes ke seluruh aspek utamanya dalam memperlebar jurang intoleransi, jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Maros, Abrar Rahman menjelaskan bahwa pada dasarnya konsep moderasi keberagamaan ini memiliki empat indikator penting, antara lain komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan ramah terhadap tradisi lokal.

Abrar menambahkan, toleransi tidak hanya berbicara tentang hubungan dengan pemeluk agama lain, tetapi ada hal yang juga penting bahwa toleransi itu harus dimulai dengan diri sendiri, baru kemudian berbicara toleransi dengan level yang lebih besar lagi. Maka dari itu yang penting hari ini bagaimana kita saling memberi ruang terhadap komponen anak bangsa yang lain, tidak boleh ada kelompok yang menganggap dirinya paling benar sendiri.

Indikator selanjutnya yaitu anti kekerasan, untuk sekarang kekerasan marak terjadi di bangsa kita, sumbernya bisa datang dari mana saja, salah satunya berasal dari politik identitas. Selanjutnya, akomodatif terhadap kebudayaan lokal, dalam hal ini terdapat kaidah dalam fiqih yang mengatakan al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah, yakni ‘Memelihara nilai-nilai lama yang baik dan mengambil nilai-nilai baru yang baik’.

Kita penting memperbaiki pemahaman kita terkait moderasi beragama, bahwa sebagai anak bangsa keberagaman adalah sunnatullah karena ini merupakan kekayaan kita sebagai sebuah bangsa, maka dari itu toleransi harus kita terus kita perkuat dengan cara berkerjasama atau kolaborasi, tambahnya.

Moderasi beragama ini penting karena melibatkan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa, jelasnya.

Maka dari itu kami berharap bahwa konsep moderasi beragama harus disebarkan atau disosialisasikan terus menerus. Bukan hanya di ajang diskusi di warung kopi tetapi sampai ke level masyarakat. Disinilah peran-peran strategis kaum muda Nahdlatul Ulama Kabupaten Maros khususnya Gerakan Pemuda Ansor dalam menjangkau lebih banyak ruang dalam mencegah intoleransi di Indonesia, kata Wakil Ketua PC IKA PMII Maros tersebut.

Bertindak selaku moderator yaitu Muhammad Agung selaku Koordinator GusDurian Maros yang juga kader Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Maros.

Facebook Comments
Alifah Muchdar

Leave a Comment

Recent Posts

Indira Yusuf Ismail, Menutup Kegiatan Penataran Wasit Lisensi C dan B2 Tingkat Kota Makassar

Infoasatu.com,Makassar--Ketua Persatuan Basket Seluruh Indonesia (Perbasi Kota Makassar, Indira Yusuf Ismail, menutup kegiatan Penataran Wasit…

5 hari ago

Hari Libur Nasional, UPTD Puskesmas Barombong Tetap Memberikan Pelayanan

Infoasatu.com,Makassar- Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Barombong tetap memberikan pelayanan kesehatan dasar selama libur Natal…

1 minggu ago

Walikota Makassar Imbau Masyarakat Waspada Bencana Hidrometereologi

Infoasatu.com,Makassar--Usai melakukan rapat kordinasi langsung bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK),…

1 minggu ago

Danny Pomanto Imbau Masyarakat Sambut Pergantian Tahun Dirumah bersama Keluarga

Infoasatu.com,Makassar--Sebelumnya Pemerintah Kota Makassar dalam hal ini Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto mengimbau seluruh…

1 minggu ago

Dzikir dan Doa Bersama Sambut Tahun Baru 2025

Infoasatu.com,Makassar--Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemerintah Kota Makassar…

1 minggu ago

Pemkot Pastikan Tata Kelola Informasi Berjalan Sesuai Akuntabilitas

Infoasatu.com,Makassar--Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar secara resmi telah menetapkan Daftar Informasi yang Dikecualikan (DIK) setelah menyelesaikan…

1 minggu ago