Sebuah Odong-odong Terjun ke Jurang di Batang, Tiga Orang Tewas
Infoasatu.com, Batang – Sebuah kereta kelinci atau biasa disebut odong-odong mengalami kecelakaan dan terjun ke jurang di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Peristiwa itu terjadi kemarin sore. Warga menyebut lokasi kecelakaan itu sudah sering memakan korban.
Kecelakaan itu terjadi tepatnya di tanjakan Sileses, Dukuh Sipule, Desa Kluwih, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (18/12) sore. Kendaraan itu ditumpangi belasan orang yang mayoritasnya ibu-ibu.
Lokasi kecelakaan itu berupa jalanan di daerah pegunungan. Di daerah tersebut memang terdapat beberapa tanjakan dan kelokan dari arah pusat Kecamatan Bandar. Tanjakan Sileses menuju Desa Kluwih merupakan yang tercuram di antara tanjakan lainnya.
Tanjakan tersebut jalurnya lurus sepanjang sekitar 300 meter dengan kecuraman yang bisa dibilang ekstrem. Hanya kendaraan yang laik jalan yang mampu melintasi Tanjakan Sileses ini.
Sedangkan kendaraan odong-odong atau kereta kelinci yang memuat rombongan ibu-ibu ini tak kuat menanjak hingga akhirnya melorot dan terjun ke jurang. Tiga orang tewas dalam kejadian ini. Salah seorang di antaranya merupakan balita.
Kasat Lantas Polres Batang, AKP Doddy Triantoro menegaskan, hanya kendaraan laik jalan yang bisa melintasi tanjakan itu dengan aman.
“Di situ Tanjakan Sileses itu memang tanjakan curam, kendaraan yang bisa hanya yang laik jalan,” kata Doddy, Sabtu (19/12/2020).
Salah seorang warga Desa Kluwih, Untung, menyebut sudah sering terjadi kecelakaan di tanjakan tersebut.
“Sering terjadi kecelakaan terutama dari arah Kecamatan Bandar menuju ke sini. Kebanyakan tidak kuat menanjak terus mundur,” ujar Untung.
Bahkan, lanjut Untung, tak lama sebelum kecelakaan maut itu terjadi, ada kecelakaan truk boks di lokasi tersebut. Penyebabnya sama, kendaraan tak kuat melaju di tanjakan curam itu.
“Sebelum ini ada juga truk boks yang tidak kuat menanjak kemudian mundur dan membalik,” tuturnya.
Selain itu, tak jarang motor terutama matik yang tak berhasil melaju di tanjakan itu. “Tanjakan sini panjang tidak berkelok. Jadi nafas kendaraan bisa hilang tenaganya,” ucap Untung.