Tak Akui Danny Sebagai Kader, Suara Loyalis Bakal Tinggalkan NasDem
Infoasatu.com,Makassar– Pengamat Politik, Universitas Hasanuddin, Sukri Tamma menilai, statement Ahmad Ali yang menyebut partainya tak pernah mengakui Danny Pomanto (DP) sebagai kader itu terkesan menunjukkan adanya kekhawatiran kehilangan suara loyalis Danny Pomanto yang merupakan salah satu tokoh dengan pengaruh cukup besar di Kota Makassar maupun Sulsel.
“Kalau betul pernyataan Ahmad Ali bahwa (Danny) bukan kader, mungkin bisa jadi barangkali ini bentuk respon yang jadi tanda tanya. Mungkin Kader ini Moh Ramadan Danny Pomanto dalam hal ini Walikota Makassar kemudian menjadi salah satu kehilangan suara loyalis kalau Pak Danny meninggalkan dari Nasdem, itu saya kira keluar pernyataan seperti itu,” kata Sukri, Senin (3/7/2023).
Menurut dia, mundurnya Danny Pomanto dari Nasdem, tentu akan berpengaruh juga terhadap suara loyalis DP terhadap Partai Nasdem.
“Karena ini seorang Danny Pomanto mundur dari Nasdem, seorang tokoh misalnya kalau di sebuah wilayah tentu orang akan bertanya-tanya, dan adanya efeknya,” ujarnya.
Lebih jauh Sukri mengatakan, bagi seorang politisi, keluar dari partai adalah hal biasa, dan seringkali juga dilakukan oleh politisi lainnya. Sehingga, seharusnya hal ini tak perlu ditanggapi secara agresif.
“Padahal itu kan bebas aja ya. Kalau tidak merasa cocok, dia bisa keluar saja karena tidak ada yang bisa melarang. Keluar masuk partai itu kan saya kira fenomena biasa. Kalau kemudian mendapat tanggapan langsung kan berarti ada hal, ada efek yang ingin diredam,” ujarnya.
Sementara khusus untuk Danny, Sukri menilai, keputusan Danny untuk mundur dari keanggotaan Partai Nasdem ini justru menjadi kesempatan dan langkah strategis bagi Wali Kota Makassar dua periode itu jika ingin maju di Pilgub Sulsel 2024 mendatang.
Tapi saya kira apa yang dilakukan Pak Danny Pomanto ini kan langkah strategis, karena kan tentu Pak Danny Pomanto Insha Allah akan maju untuk Pilgub,” pungkasnya.