Categories: HUKUM

Ungkapan Hati Istri Maqbul Halim, ‘’Saya Hanya Minta Keadilan”

‘’Kalau saya, bisa tegar menghadapi semua ini. Tapi kasihan dengan anak-anak. Saya berharap itu menjadi pertimbangan penyidik. Bagaimanapun secara psikologis akan berpengaru terhadap anak-anak saya yang masih kecil-kecil,” ujar Ria lagi.

­Jarum menunjukan pukul 10.00 WITA. Di depan ruang tahanan Markas Polisi Daerah (Mapolda) Sulawesi Selatan ( Sulsel) puluhan orang antri menunggu waktu untuk membesuk tahanan, Selasa (10/7/2018). Sebagian besar menenteng tas kresek berisi aneka macam kebutuhan tahahan. Mulai pakaian, rokok sampai makanan kecil.

Di teras ruang tahanan ada dua petugas berjaga. Satu berpakaian preman dan satunya berbaju dinas. Mereka memeriksa secara teliti satu persatu barang bawaan pengunjung. Tidak semua barang bawaan bisa dibawa langsung oleh pembesuk. Ada yang harus dititip di petugas penjagaan. Rokok, misalnya. Ada beberapa barang bawaan yang tak diperbolehkan masuk. Ponsel pegunjung, pun harus dititip di luar.

Selain petugas di luar, ada petugas lainnya yang berjaga di dalam. Mereka bertugas di depan sel tahanan. Semua pengunjung diawasi ketat. Polda Sulsel hanya menyiapkan dua kali sepekan bagi keluarga tahanan untuk membesuk, yakni Selasa dan Kamis.

Waktu membesuk dibatasi. Pagi mulai pukul 10.00 WITA sampai Pukul 12.00 WITA. Ada satu jam waktu jeda untuk shalat Duhur. Setelah itu jam besuk dibuka lagi mulai pukul 13.00 WITA sampai 14.00 WITA.

Seluruh pembesuk didata. Ada buku registrasi yang harus diisi. Termasuk sekitar 30-an wartawan dari berbagai media yang akan membesuk Maqbul Halim. Juru bicara mantan calon Walikota dan Wakil Walikota Makassar diskualifikasi, Moh Ramdhan Pomanto-Indira Mulyasari Paramastuti (DIAmi) ini ditahan karena dugaaan tindak pidana Hatespeech.

Politisi Golkar berusia 42 tahun ini ditahan sejak Kamis (5/7/2018) oleh penyidik Subdit II Ditreskrimsus Polda.

Di antara puluhan pembesuk, ada sosok wanita tegar bernama Azharia Harun. Mantan wartawan ini adalah istri Maqbul Halim. Ia datang bersama keluarganya. Juga empat putra-putrinya.

Ditemui usai membesuk suaminya, Ria sapaannya yang terlihat begitu tegar berharap penyidik dapat menangguhkan penahanan suaminya. Alasannya, selain kooperatif dan sudah menyita barang bukti, Maqbul adalah tulang punggung keluarga untuk istri dan empat anak mereka.

“Saya tidak mau bahas soal politik. Sebagai istri, saya hanya minta keadilan. Saya berharap penahanan suamai saya ditanguhkan. Apalagi dia satu-satunya penopang hidup keluarga kami. Dia punya empat orang anak. Saya harap, Bapak Kapolda Sulsel bisa mempertimbangkan dari aspek keanusiaanya. Biarlah proses hukum berjalan tanpa penahanan,” ucap Ria dengan suara bergetar.

Ria mengaku bisa tegar menghadapi cobaan ini. Namun apapun kondisinya sejak suaminya ditahan keempat putra-putrinya m erasa kehilangan sosok ayah yang menjadi panutan di keluarga kecilnya.

‘’Kalau saya, bisa tegar menghadapi semua ini. Tapi kasihan dengan anak-anak. Saya berharap itu menjadi pertimbangan penyidik. Bagaimanapun secara psikologis akan berpengaru terhadap anak-anak saya yang masih kecil-kecil,” ujar Ria lagi.

Sementara itu dari balik jeruji besi, Maqbul terlihat tegar. Senyumnya tak berubah. Mengenakan kemeja oranye dipadu celana puntung warna coklat susu, alumni Unhas ini menyalami dan memeluk koleganya yang datang membesuk dan memberi dukungan dari balik jeruji besi.

‘Inilah perjuangan. Saya harus jalani semuanya. Sebab semua sudah diatur oleh Yang Di Atas,” kata Maqbul, getir.

Tapi ia berharap aparat kepolisian bisa berlaku adil dalam proses hukum yang tengah dihadapinya. Selain itu ia juga mengaku bangga. Sebab meski tengah menjalani proses hukum, dukungan dan support dari koleganya datang tak henti-hentinya.

‘’Satu yang saya syukuri karena keluarga saya tetap tegar dan bisa menerima kenyataan ini. Saya juga berterima kasih atas dukungan dan support dari semua teman-teman,” sebut Maqbul.

Ia berharap proses penyidikan yang dihadapinya bisa cepat dilimpahkan dan disidangkan.

Kepala Polisi daerah (Kapolda) Sulsel, Inspektur Jendral (Irjen) Polisi Umar Septono yang dikonfirmasi sejumlah awak media mengaku belum mendapat laporan terkait penahanan Maqbul. Padahal penahanannya sudah berlangsung enam hari. Maqbul ditahan sejak Rabu 4 Juli dan resmi ditahan, Kamis 5 Juli.

“Saya malah belum tahu. Yang hatespeech, Kapan itu? Sorry saya cek dulu yah ke Direskrimsus. Saya belum tahu itu. Takutnya saya salah beri penjelasan,” kata jendral berbintang dua itu saat dicegat di halaman Mapolda usai melaksanakan shalat Duhur berjamaah di Masjid Suhada 45 Mapolda, Selasa siang.

Penulis : Asri Syahril

Facebook Comments
Idris Muhammad

referensi cerdas

Leave a Comment

Recent Posts

Program Bantuan Keuangan Khusus untuk Desa Rp 200 Juta yang Dicanangkan Cagub Sulsel

Infoasatu.com,Makassar--Ketua Asosiasi Pemerintahan Desa (Apdesi) Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sri Rahayu Usmi merespon baik program…

2 hari ago

Debat Pilwalkot Mengusung Tema Peningkatan Kesejahteraan Pelayanan Inklusi dalam Bingkai NKRI

Infoasatu.com,Makassar--Debat perdana calon walikota dan wakil walikota Makassar akan dilaksanakan pada Sabtu 26 Oktober besok.…

2 hari ago

Puluhan Ribuan Komunitas dan Loyalitas INIMI DIA Memasang Banner dan Spanduk

Infoasatu.com,Makassar--Alat Peraga Kampanye (APK) Nomor urut 3 Paslon Walikota, Indira Yusuf Ismail – Wakil Wali…

2 hari ago

Pjs Wali Kota Makassar Ingatkan Netralitas ASN

Infoasatu.com,Makassar--Pjs Wali Kota Makassar, Andi Arwin Azis menyampaikan himbauan di Masjid Nurul Ittihad terkait Netralitas…

2 hari ago

PWNU Sulsel Temui Pjs Wali Kota Makassar

Infoasatu.com,Makassar--Pejabat Sementara (Pjs.) Wali Kota Makassar, Andi Arwin Azis, menerima audiensi dari Panitia Pelaksana Musyawarah…

2 hari ago

Silaturahmi ke Kecamatan Biringkanayya, Pjs Wali Kota Tekankan Kelancaran Pelayanan Publik

Infoasatu.com,Makassar--Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Makassar, Andi Arwin Azis, melakukan kunjungan kerja di Kantor Kecamatan…

2 hari ago