Infoasatu.com, Parepare – Sebanyak 162 Jemaah haji Kota Parepare yang tergabung dalam Kloter 21 Embarkasi Makassar mengikuti Pembukaan Manasik Haji Tingkat Kota di Auditorium BJ. Habibie, Kompleks Rumah Jabatan Walikota Parepare. Acara ini turut dihadiri Walikota Parepare H. Tasming Hamid, Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Sulsel, H. Ikbal Ismail, Kakan Kemenag Parepare, H. Fitriadi, serta sejumlah pimpinan Forkopimda.
Kabid PHU Kanwil Kemenag Sulsel, Ikbal Ismail, dalam sambutannya menekankan tiga kemampuan utama yang harus dimiliki jemaah haji: kemampuan kesehatan fisik dan mental, kemampuan finansial, serta kemampuan pengetahuan.
“Ibadah haji membutuhkan ketahanan fisik. Jemaah harus mempersiapkan diri berjalan kaki hingga puluhan kilometer, terutama pada Fase Armuzna (Arafah, Muzdalifah, Mina),” jelas Ikbal.
Ia juga mengingatkan pentingnya menyiapkan biaya tambahan untuk kebutuhan pribadi di tanah suci serta untuk keluarga yang ditinggalkan di tanah air. Selain itu, pengetahuan terkait wajib dan rukun haji, hal-hal yang boleh dan dilarang, serta teknis ibadah harus dipahami oleh jemaah agar mereka mandiri selama pelaksanaan haji.
Ikbal juga mengimbau keluarga jemaah untuk membantu mereka memahami penggunaan aplikasi seperti WhatsApp untuk memperlancar komunikasi selama di tanah suci.
“Manfaatkan waktu sebelum keberangkatan untuk belajar, karena aplikasi ini sangat berguna bagi jemaah haji,” tambahnya.
Walikota Parepare, H. Tasming Hamid, dalam arahannya meminta jemaah untuk menjaga kesehatan, memprioritaskan rukun dan wajib haji, serta memanfaatkan waktu ibadah sebaik mungkin.
“Jagaki kesehatan ta semua. Saya ingin seluruh jemaah Parepare sehat dan kembali ke tanah air dengan jumlah yang sama seperti saat berangkat,” ujarnya.
Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam membekali jemaah dengan persiapan fisik, mental, dan spiritual agar ibadah haji mereka tidak hanya maqbul tetapi juga mabrur. Pemerintah juga menegaskan komitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi jemaah, termasuk asuransi kesehatan yang diharapkan tidak perlu digunakan karena seluruh jemaah tetap sehat. (*)